Minggu, 10 Januari 2010

Dua sayap kesuksesan

Untung dan rugi itu bukanlah disebabkan oleh sesuatu yang ada di sekeliling kita, tetapi tergantung bagaimana sikap kita terhadap sesuatu tersebut. Musibah akan bisa berubah menjadi nikmat apabila kita hadapi dengan penuh kesabaran, dan nikmat itu akan bisa berubah menjadi musibah apabila kita hadapi dengan sifat kufur terhadap nikmat tersebut. Jadi yang terpenting bagi kita adalah mengambil hikmah dari setiap kejadian yang ada di sekeliling kita, bukan menghabiskan waktu untuk menyesalinya. Karena semua yang ada di sekeliling kita adalah merupakan per-tanda kekuasaan Allah Swt bagi orang-orang yang berakal. Maka disini penulis akan menyaji-kan tulisan yang sangat sederhana agar kita bisa mengambil hikmah terhadap apa-apa yang ada di sekeliling kita.
Rasulullah Saw telah bersabda: “Jikalau kalian bertawakal kepada Allah dengan se-benarnya niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian seperti burung. Pagi-pagi ia pergi dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.'' (HR At-Tirmidzi) Tawakal dan ikhtiar adalah karakter burung. Satu sayap mengepakkan jiwa tawakal, satunya lagi mengepakkan jiwa ikhtiar. Keduanya digerakkan seirama dan seimbang, begitu indah dan harmonis. Dengannya, ia mampu menembus angkasa tinggi nan luas dengan wajah sangat gagah dan berwibawa. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari seekor burung yang tidak diberi akal oleh Allah Swt, tapi karena dua karakter yang ia miliki sehingga membuatnya bertahan hidup dan membawanya terbang tinggi ke angkasa sambil menikmati keindahan alam ini. Ikhtiar dan tawakallah yang bisa mem-bawa kita menjadi manusia sukses di permu-kaan bumi Allah ini, karena hasil yang kita da-patkan tentunya sesuai dengan kadar usaha yang telah kita lakukan. Tetapi kadang-kadang kita hanya disibukan menuntut hasil tanpa men-injau kembali usaha yang telah kita lakukan. Sebenarnya hasil yang akan kita dapatkan kebanya-kan jauh lebih baik dari usaha yang telah kita lakukan, sebagai pertanda kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya. Maka ahli hikmah pernah mengatakan “Jangan kamu sering bertanya tentang apa yang telah saya dapatkan, tetapi banyaklah bertanya tentang usaha apa yang telah saya lakukan”. Karena hasil itu tidak akan pernah berubah menjadi yang lebih baik, tanpa memperbaiki usaha kita terlebih dahulu. Kesungguhan ikhtiar dan tawakal merupakan tangga menuju kesuksesan. Ikhtiar merupakan satu-satunya penolong diri kita. Seperti yang diungkapkan oleh Yusuf bin Asbath, ''Berikhtiarlah kamu seperti ikhtiarnya seseorang yang tidak akan selamat tan-panya''. Tentunya kalau kita ingin sukses dalam menuntut ilmu, berdakwah, bisnis dan didalam segala hal, maka konsekwensi dari semua itu adalah kita harus memaksimalkan ikhtiar dan tawakal. Keduanya harus digerakkan seirama dan seimbang agar ia men-jadi dua sayap yang kokoh, dan akhirnya mampu membawa kita terbang tinggi menuju sebuah kesuk-sesan dunia dan akhirat. Nabi Musa berhasil membuktikan realitas ini. Ikhtiar Beliau yang maksimal akhirnya mendatangkan pintu kesuksesan dan pertolongan Allah. Hal ini ter-tera dalam firman Allah Swt: ''Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya, 'Aku tidak akan ber-henti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan, atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”. (QS : Al-Kahfi : 60). khair syuhada'

Untung dan rugi itu bukanlah disebabkan oleh sesuatu yang ada di sekeliling kita, tetapi tergantung bagaimana sikap kita terhadap sesuatu tersebut. Musibah akan bisa berubah menjadi nikmat apabila kita hadapi dengan penuh kesabaran, dan nikmat itu akan bisa berubah menjadi musibah apabila kita hadapi dengan sifat kufur terhadap nikmat tersebut. Jadi yang terpenting bagi kita adalah mengambil hikmah dari setiap kejadian yang ada di sekeliling kita, bukan menghabiskan waktu untuk menyesalinya. Karena semua yang ada di sekeliling kita adalah merupakan per-tanda kekuasaan Allah Swt bagi orang-orang yang berakal. Maka disini penulis akan menyaji-kan tulisan yang sangat sederhana agar kita bisa mengambil hikmah terhadap apa-apa yang ada di sekeliling kita.
Rasulullah Saw telah bersabda: “Jikalau kalian bertawakal kepada Allah dengan se-benarnya niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian seperti burung. Pagi-pagi ia pergi dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.'' (HR At-Tirmidzi) Tawakal dan ikhtiar adalah karakter burung. Satu sayap mengepakkan jiwa tawakal, satunya lagi mengepakkan jiwa ikhtiar. Keduanya digerakkan seirama dan seimbang, begitu indah dan harmonis. Dengannya, ia mampu menembus angkasa tinggi nan luas dengan wajah sangat gagah dan berwibawa. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari seekor burung yang tidak diberi akal oleh Allah Swt, tapi karena dua karakter yang ia miliki sehingga membuatnya bertahan hidup dan membawanya terbang tinggi ke angkasa sambil menikmati keindahan alam ini. Ikhtiar dan tawakallah yang bisa mem-bawa kita menjadi manusia sukses di permu-kaan bumi Allah ini, karena hasil yang kita da-patkan tentunya sesuai dengan kadar usaha yang telah kita lakukan. Tetapi kadang-kadang kita hanya disibukan menuntut hasil tanpa men-injau kembali usaha yang telah kita lakukan. Sebenarnya hasil yang akan kita dapatkan kebanya-kan jauh lebih baik dari usaha yang telah kita lakukan, sebagai pertanda kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya. Maka ahli hikmah pernah mengatakan “Jangan kamu sering bertanya tentang apa yang telah saya dapatkan, tetapi banyaklah bertanya tentang usaha apa yang telah saya lakukan”. Karena hasil itu tidak akan pernah berubah menjadi yang lebih baik, tanpa memperbaiki usaha kita terlebih dahulu. Kesungguhan ikhtiar dan tawakal merupakan tangga menuju kesuksesan. Ikhtiar merupakan satu-satunya penolong diri kita. Seperti yang diungkapkan oleh Yusuf bin Asbath, ''Berikhtiarlah kamu seperti ikhtiarnya seseorang yang tidak akan selamat tan-panya''. Tentunya kalau kita ingin sukses dalam menuntut ilmu, berdakwah, bisnis dan didalam segala hal, maka konsekwensi dari semua itu adalah kita harus memaksimalkan ikhtiar dan tawakal. Keduanya harus digerakkan seirama dan seimbang agar ia men-jadi dua sayap yang kokoh, dan akhirnya mampu membawa kita terbang tinggi menuju sebuah kesuk-sesan dunia dan akhirat. Nabi Musa berhasil membuktikan realitas ini. Ikhtiar Beliau yang maksimal akhirnya mendatangkan pintu kesuksesan dan pertolongan Allah. Hal ini ter-tera dalam firman Allah Swt: ''Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya, 'Aku tidak akan ber-henti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan, atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”. (QS : Al-Kahfi : 60). khair syuhada'

0 komentar:

Posting Komentar

© 2009 - Khair syuhada' & friska syahidah | Free Blogger Template designed by Choen

Home | Top