Sasaran kerja para da’i dan aktivitas Islam ialah persatuan, ta’liful-qulub, kerapian dan kekokohan barisan. Mereka harus menjauhi perselisihan dan perpepecahan serta menghindari segala hal yang dapat memecah-belah jama’ah atau kalimat mereka. Perselisihan menimbulkan kerusakan pada hubungan baik sesama mereka dan melemahkan agama Ummat dan dunianya. Islam adalah agama yang mengajak kepada persaudaraan yang terwujud dalam persatuan dan solidaritas, saling menolong dan membantu serta mengecam perpecahan dan perselisihan. “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman, Bagaimanakah akalmu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan rosul-Nya pun berada ditengah-tengah kamu? Barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Hai orang-orang yang beriman, bertaqwlah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah kamu sekali-kali mati melainkan dalam keadaan Islam, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu(masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan antara hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. Pada hari yang di waktu itu ada muka yang menjadi putih berseri, dan ada pula muka yang menjadi hitam muram. Adapun orang-orang yang menjadi hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): “Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah siksa disebabkan kekafiranmu itu”. Adapun orang-orang yang menjadi putih bersih mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya “. (Qs, AliImran: 100-107). Al-Hafizh as-Suyuthi di dalam ad-Durru ‘l-Mantsur menyebutkan sejumlah riwayat tentang sebab turunnya ayat-ayat diatas. Diantara riwayat yang paling rinci ialah riwayat yang dikeluarkan oleh Ibnu Ishaq, Ibnu Jurair, Ibnu ‘1-mundzir, Ibnu Abi Hatim dan Abu -Syaikh dari Zaid bin Aslam, ia berkata: “Syas bin Qais -seorang tokoh dan gembong kekafiran pada masa Jahiliah yang sangat memusuhi dan membenci kaum Muslimin- pernah berjalan melewati majelis yang terdiri dari beberapa shahabat Rasulullah saw dari suku Aus dan Khazraj (suku-suku besar penduduk asli Madinah). Kedua suku ini saling bermusuhan di masa Jahiliah. Melihat persatuan dan keakraban yang dibina diatas landasan Islam ini, timbullah kedengkiannya, kemudian berkata: “Para tokoh Bani Qilah telah bersatu di negeri ini. Demi Allah, kami tidak akan membiarkan mereka bersatu di negeri ini”. Kemudian Syas bin Qais memerintahkan seorang pemuda Yahudi dengan pesannya: “Pergilah dan duduklah di majelis mereka, kemudian ingatkanlah mereka akan peristiwa Bu’ats dan peristiwa-peristiwa sebelumnya. Selanjutnya bacakanlah kepada mereka sya’ir-sya’ir yang pernah dibacakan pada peristiwa tersebut”. Peristiwa Bu’ats adalah pertempuran yang terjadi antara suku Aus dan Khazraj (pada masa Jahiliah), yang dimenangkan oleh suku Aus. Kemudian pemuda Yahudi itupun melakukannya, sehingga timbullah kegaduhan diantara mereka. Masing-masing pihak saling membanggakan dirinya. Dua orang dari kedua belah pihak, Aus bin Qaizhi salah seorang dari Bani Haritsa dari suku Aus dan Jabar bin Shakar salah seorang dari Bani Salamah dari suku Khazraj, melompat keatas kendaraan beradu mulut. Kemudian salah seorang dari keduannya menantang temannya, seraya berkata: “Jika kalian suka, demi Allah, sekarang juga kami sanggup melakukannya kembali sebagaimana dulu (di peristiwa Bu’ats)”. Beranglah kedua belah pihak, hingga mereka berkata, ”Kita pernah melakukan. Keluarkan senjata, kita kumpul di lapangan!”. Kemudian mereka keluar menuju lapangan. Maka berhimpunlah masing-masing dari suku Aus dan Khazraj dengan slogan-slogan sebagaimana di masa jahiliah dahulu. Kejadian ini sampai pada Rasulullah saw, sehingga bersama beberapa orang Muhajirin, Rasulullah segera datang kepada mereka lalu bersabda “Wahai kaum Muslimin! takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah! Apakah seruan-seruan Jahiliah (muncul lagi) sedangkan aku masih ada di tengah-tengah kalian? Apakah setelah Allah menunjuki kalian kepada Islam, memuliakan kalian, menghapuskan cara jahiliah dari kehidupan kalian, menyelamatkan kalian dari kekufuran dan menjinakkan hati kalian, kalian kembali lagi kepada kekafiran?”. Maka mereka pun sadar bahwa apa yang baru saja dilakukan adalah tipu daya syetan dan musuh-musuh mereka, Kemudian meletakkan senjata seraya menangis dan saling berangkulan antara satu dengan yang lainnya. Mereka pulang kembali bersama Rasulullah saw dengan penuh keta’atan. Dengan demikian Allah telah memadamkan api tipu daya yang ditiupkan oleh musuh Allah, Syas bin Qais, kepada mercka. Berkenaan dengan perbuatan Syas bin Qais ini, Allah menurunkan firman-Nya: “Katakanlah: “Hai ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha menyaksikan apa yang kamu kerjakan?”. Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan?”. Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan”. (QS,Ali Imran: 98-99). Sedangkan berkenaan dengan Aus bin Qaizhi dan Jabar bin Shakhar beserta kaumnya, Allah menurunkan firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman …….. “. (Qs, Ali Imran:100-105). Ayat-ayat tersebut di atas merupakan ajakan serius kepada persatuan kalimat (pandangan hidup) dan kesatuan barisan Muslim di atas landasan Islam. Demikianlah Al Qur’an telah menegaskan bahwa kaum Muslimin kendatipun berbeda jenis, warna, negeri, bahasa dan tingkatan adalah satu Ummat. Ummat “pertengahan” yang dijadikan Allah sebagai “saksi atas manusia”. Ummat yang disebut Al Qur’an dengan: “Kamu adalah Ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. Al Qur’an juga menjelaskan bahwa ukhuwwah yang kokoh merupakan ikatan suci antara jama’ah kaum Muslimin dan bukti yang mengungkapkan hakekat iman: ”Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat “. (Qs, al-Hujarat: 10). Setelah ayat ini, menyusul beberapa ayat yang menjelaskan sejumlah adab dan akhlak utama yang akan melindungi ukhuwwah dari segala hal yang mengancamnya seperti sikap suka menghina, mencela, memanggil dengan gelar yang buruk, buruk sangka, memata-matai dan menggunjing: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (kerena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita(yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita yang (mengolok-olokkan) dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barang siapa tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesengguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. (Qs, al-Hujarat: 11-12). Wallahu’alam
Baca selengkapnya ..
Selasa, 26 Januari 2010
penyakit yang lebih berbahaya dari kangker dan tumor ganas
Ada penyakit yang sangat nembahayakan bagi manusia, bahkan kalau kita analisa, penyakit ini lebih berbahaya dibandingkan kangker dan tumor ganas. Apabila seseorang telah mengidap penyakit ini,bisa mengakibatkan manusia sensara dunia dan akhirat. Adapun penyakit tersebut adalah: Cinta dunia dan takut akan kematian. Sebagai mana sabda Rasulullah Saw. Yang artinya: penyakit yang sangat aku takuti menimpa ummatku adalah cinta dunia dan takut mati. Sebenarnya Banyak sekali oang yang mengidap penyakit ini, baik disadari maupun tidak. Terlebih dahulu alangkah baiknya kita mengetahuwi Apa yang dimaksud dengan dunia? adapun yang dimaksudkan dengan dunia adalah:sebagai mana telah tertera dalam Firman-AllahSwt: "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan... Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Q.S. Al-Hadiid [57]:20). Disini kami akan memberikan tanda-tanda atau gejala-gejala bagi orang yang telah terserang penyakit cinta dunia dan takut mati. Agar kita bisa mengoreksi diri kita sendiri apakah gejala ini telah ada dalam kehidupan kita. Adapun tanda-tanda atau gejala-gejala tersebut adalah: Pertama : lebih suka mementingkan kepentingan dunia dari pada kepentingan agama. Kedua: lebih suka mendengar musik atau nyanyian dari pada Al-quran. Ketiga: lebih suka mendekati penguasa dari pada ulama. Keempat : lebih mencintai ilmu umum (dunia) dari pada ilmu agama. Kelima : suka menumpuk-numpukan harta. Keenam: selalu mengabaikan ibadah yang telah diwajibkan, seperti shalat lima waktu, puasa, zakat, haji. Bagi teman-teman yang telah terserang penyakit ini, maka kami akan memberikan solusi atau obat-obat yang mujarab, agar saudara saudari terhindar dan sembuh dari penyakit ini. Adapun obat-obat tersebut adalah: Pertama: banyaklah mengingat kematian, dengan cara menjenguk orang-orang sakit, ta’ziah, menziarahi kuburan. Ini akan bisa menyadarkan diri kita bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. Sehingga kita tidak tertipu oleh kemewahan dunia yang pana ini. Kedua: maka perdalamilah ilmu agama. Apa bila kita memahami ilmu agama dengan benar, maka kita akan mengetahwi tujuan atau hakekat hidup yang sebenarnya, bahwa tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah bukan untuk berpoya-poya oleh kemewahan dunia. Ketiga: jauhi kemaksiatan (dosa). Rasulullah Saw. Telah bersabda: iman itu kadang-kadang bertambah dan kadang-kadang berkurang, bertambah apabila kita melakukan ketaatan dan berkurang apa bila kita melakukan kemaksiatan. Jika iman kita melemah, maka akan mudah terpedaya oleh kemewahan dunia. Keempat: maka bergaullah dengan orang-orang shaleh atau para ulama. Karena mereka akan bisa membawa dan mengingatkan kita untuk kebaikan dan mencegah kita untuk melakukan kemaksiatan. Kelima: perbanyaklah membaca al-quran dan hadist RasulSaw. Karena al-quran dan hadist merupakan sumber hidayah dalam kehidupan kita. Keenam: perbanyaklah berzikir kepada AllahSwt. Maka dengan selalu mengingat sang kholiq akan menumbuhkan kesadaran dalam diri, sehingga kita beramal hanya meraih keredhaannya. Ketujuh: Renungilah firman AllahSwt ini: “Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.”[An-Nisaa, 4:77-78] dalam ayat yang lain:“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak, dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.” (Q.S. At-Taubah ayat 34-35). Kedelepan: renungidan pelajarilah kehidupan RasulullahSaw. Rasulullah yang mulia adalah contoh seorang pemimpin yang sangat dicintai umatnya; seorang suami yang menjadi kebanggaan keluarganya; pengusaha yang dititipi dunia tapi tak diperbudak oleh dunia karena beliau adalah orang yang sangat terpelihara hatinya dari silaunya dunia. Tidak ada cinta terhadap dunia kecuali cinta terhadap Allah. Kalaupun ada cinta pada dunia, hakikatnya itu adalah cinta karena Allah. Inilah salah satu rahasia sukses Rasulullah. Mudah-mudahan tulisan yang singkat ini, bisa menyadarkan kita, bahwa penyakit cinta dunia dan takut mati merupakan penyakit yang sangat membahayakan. Sehingga kita berusaha untuk menjauhinya, agar selamat dunia dan akhirat. Wallahhu a’lam. Khair syuhada’
Baca selengkapnya ..
Minggu, 10 Januari 2010
Dua sayap kesuksesan
Untung dan rugi itu bukanlah disebabkan oleh sesuatu yang ada di sekeliling kita, tetapi tergantung bagaimana sikap kita terhadap sesuatu tersebut. Musibah akan bisa berubah menjadi nikmat apabila kita hadapi dengan penuh kesabaran, dan nikmat itu akan bisa berubah menjadi musibah apabila kita hadapi dengan sifat kufur terhadap nikmat tersebut. Jadi yang terpenting bagi kita adalah mengambil hikmah dari setiap kejadian yang ada di sekeliling kita, bukan menghabiskan waktu untuk menyesalinya. Karena semua yang ada di sekeliling kita adalah merupakan per-tanda kekuasaan Allah Swt bagi orang-orang yang berakal. Maka disini penulis akan menyaji-kan tulisan yang sangat sederhana agar kita bisa mengambil hikmah terhadap apa-apa yang ada di sekeliling kita.
Rasulullah Saw telah bersabda: “Jikalau kalian bertawakal kepada Allah dengan se-benarnya niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian seperti burung. Pagi-pagi ia pergi dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.'' (HR At-Tirmidzi) Tawakal dan ikhtiar adalah karakter burung. Satu sayap mengepakkan jiwa tawakal, satunya lagi mengepakkan jiwa ikhtiar. Keduanya digerakkan seirama dan seimbang, begitu indah dan harmonis. Dengannya, ia mampu menembus angkasa tinggi nan luas dengan wajah sangat gagah dan berwibawa. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari seekor burung yang tidak diberi akal oleh Allah Swt, tapi karena dua karakter yang ia miliki sehingga membuatnya bertahan hidup dan membawanya terbang tinggi ke angkasa sambil menikmati keindahan alam ini. Ikhtiar dan tawakallah yang bisa mem-bawa kita menjadi manusia sukses di permu-kaan bumi Allah ini, karena hasil yang kita da-patkan tentunya sesuai dengan kadar usaha yang telah kita lakukan. Tetapi kadang-kadang kita hanya disibukan menuntut hasil tanpa men-injau kembali usaha yang telah kita lakukan. Sebenarnya hasil yang akan kita dapatkan kebanya-kan jauh lebih baik dari usaha yang telah kita lakukan, sebagai pertanda kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya. Maka ahli hikmah pernah mengatakan “Jangan kamu sering bertanya tentang apa yang telah saya dapatkan, tetapi banyaklah bertanya tentang usaha apa yang telah saya lakukan”. Karena hasil itu tidak akan pernah berubah menjadi yang lebih baik, tanpa memperbaiki usaha kita terlebih dahulu. Kesungguhan ikhtiar dan tawakal merupakan tangga menuju kesuksesan. Ikhtiar merupakan satu-satunya penolong diri kita. Seperti yang diungkapkan oleh Yusuf bin Asbath, ''Berikhtiarlah kamu seperti ikhtiarnya seseorang yang tidak akan selamat tan-panya''. Tentunya kalau kita ingin sukses dalam menuntut ilmu, berdakwah, bisnis dan didalam segala hal, maka konsekwensi dari semua itu adalah kita harus memaksimalkan ikhtiar dan tawakal. Keduanya harus digerakkan seirama dan seimbang agar ia men-jadi dua sayap yang kokoh, dan akhirnya mampu membawa kita terbang tinggi menuju sebuah kesuk-sesan dunia dan akhirat. Nabi Musa berhasil membuktikan realitas ini. Ikhtiar Beliau yang maksimal akhirnya mendatangkan pintu kesuksesan dan pertolongan Allah. Hal ini ter-tera dalam firman Allah Swt: ''Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya, 'Aku tidak akan ber-henti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan, atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”. (QS : Al-Kahfi : 60). khair syuhada'
Label:
'Ibrah
Mutiara Dakwah
Abdullah Nashih „Ulwan dalam bukunya “Lima Taujih Ruhiyah Untuk aktifis Dakwah dan Harakah” mengingatkan para aktifis dakwah untuk selalu bersiap menghadapi berbagai kenyataan dan ken-dala yang mungkin terjadi, diantaranya: •pertama: Seorang aktifis harus siap menghadapi kemungki-nan berbagai tudingan bohong. Propaganda batil yang dilancarkan kepadanya, sikap sinis dan mere-mehkan sehingga menyudutkan seruan dakwah. • Kedua: Seorang aktifis harus siap menghadapi kemungki-nan resiko yang bakal di derita berupa pemecatan dari jabatan dengan segala fasilitasnya, atau pemu-tusan kerja dan pencabutan dari berbagai sumber kehidupan. •Ketiga: Seorang aktifis harus menghadapi kemungkinan berbagai tantangan di lingkungannya, dalam bentuk isolasi dari masyarakat atau keluarganya, bahkan sampai pengusiran dari kampung halaman atau negerinya.. •Keempat: Seorang aktifis harus siap menghadapi kemungki-nan tipu daya dan bujukan yang akan melum-puhkan perjuangannnya. Mulai dari kedudukan dan jabatan, harta kekayaan dan status sosial yang membanggakan, sampai kepada wanita-wanita cantik yang menggiurkan. •Kelima: Seorang aktifis harus siap menghadapi segala kemungkinan pengorbanan jiwanya, yaitu gugur sebagai syuhada demi Din Islam dan tegaknya kalimatullah hiyal „ulya di atas bumi.
Baca selengkapnya ..
Label:
Dakwah
Rabu, 06 Januari 2010
Kunci kesuksesan dalam menuntut ilmu
Gantunglah cita-cita itu setinggi langit. Namun tanpa ada usaha, cita-cita tersebut tetap berada dilangit, hanya sebagai hayalan dan tidak akan pernah turun menjadi sebuah kenyataan. Maka disini kami akan memberikan kado terbaik buan teman-teman, yaitu satu bingkisan yang didalamnya terdapat Sepuluh kunci untuk meraih kesuksesan dalam menuntut ilmu(belajar). Maka harapan kami….simpanlah kado ini dengan baik dan terapkan dalam kehidupan. Insya allah kesuksesan bisa diraih. Adapun kunci-kunci tersebut adalah: Pertama. ikhlas dalam menuntut ilmu. karena tiada satu pekerjaan yg sukses tanpa keikhlasan. Siapa yang berjuang karena mengharapkan keredhhaan Allah akan sampai ketujuan, dan bagi siapa yang berjuang karena mengharapkan keduniaan, akan terputus ditengah jalan. Maka ikhlaskan niat insya Allah sukses. Kedua. taqarub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah). Mendekatkan diri kepada Allah dengan meningkatkan ibadah. karena yg memegang kunci kesuksesan tersebut adalah Allah Swt. maka dia akan memberi kunci tersebut kepada hamba yang paling dekat dengannya. Ketiga. jauhi maksiat(dosa). karena yg menyebabkan manusia gagal semenjak nabi adam As. sampai saat sekarang ini adalah kemaksiatan. Yang menyebabkan nabi Adam AS keluar dari syorga karena melakukan dosa kepada Allah Swt. Yaitu melanggar larangannya. Yang membinasakan umat nabi nuh juga kemaksiatan yang mereka lakukan. Kemudia pir’aun tenggelam kedalam laut merah, juga qorun dikuburkan dengan harta2nya, akibat dosa yang telah mereka lakukan. Maka jelaslah…dosa yang menyebabkan kegagalan manusia. Bagi siapa yang ingin sukses dalam menuntut ilmu maka jauhi kemaksiatan(Dosa). Imam syafi’I juga pernah mengatakan: ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah tidak akan masuk kedalam hati orang2 yang selalu bermaksiat. Keempat. bersungguh-sungguh dalam belajar (menghafal pelajaran). karena hasil yg kita dapatkan pasti sesuai dengan usaha yg telah kita lakukan. siapa yg bersungguh2 pasti akan sukses. Janganlah kita sering bertanya apa yang telah saya dapatkan, tapi banyaklah bertanya, usaha apa yang telah saya lakukan? Karena hasil tidak akan berubah menjadi yang lebih baik tanpa memperbaiki usaha. Maka tingkatkan usaha dan bersungguh-sungguhlah…insya Allah akan sukses. Kelima. Hormati guru dan cintai pelajaran. Menghormati guru adalah kunci keberkahan ilmu yang didapatkan. Kemudian cintai pelajaran…apa bila anda sudah mencintai mata pelajaran maka anda akan sanggup berkorban untuk mendapatkan apa yang telah anda citai tersebut. Keenam. pilih teman yang terbaik. agar bisa memotivasi kita untuk lebih giat belajar. Teman menjadi Sesutu yang sangat urgen. Berteman dengan orang rajin kita akan terbawa rajin, berteman dengan orang sukses kita akan terbawa suses, begitu juga sebaliknya. Ketujuh. jaga kesehatan. karena ada istilah yg mengatakan: tubuh yg sehat akan menghasilkan pemikiran yang cemerlang. jadi kesehatan sangat erat kaitannya dengan pemikiran kita. Makan makanan bergizi, istrahat yang cukup, atur jadwal kegiatan dengan rapi agar tidak terjadi kezhaliman terhadap diri sendiri. Kedelapan. bantu teman untuk sukses.(jangan ingin sukses sendiri) jika kita membantu teman untuk sukses, insya allah Allah akan membantu kita untuk mencapai kesuksesan. Sukses yang sebenarnya adalah: kita sukses dan orang sekeliling kita ikut sukses. Kaya yang sebenarnya adalah: kita kaya, dan orang disekeliling kita bisa ikut menikmati hasil kekayaan kita. Kerjasama dan saling membagi menjadi kunci kesuksesan. Kesembilan. banyak berdo'a. karena do'a adalah senjata bagi orang beriman. yang berhak memberikan kesuksesan tersebut adalah AllahSwt, maka memintalah kepadanya diwaktu yg mustajab. seperti ketika shalat tahajud, selesai melaksanakan shalat wajib. dan diwaktu yg lainnya. Dan jangan lupa minta dido’akan oleh orang tua dan orang-orang shaleh, karena do’a mereka mustajab. Kesepuluh. tawakal(berserah diri kepada allahSwt). karena Allah lebih tau hasil yang terbaik buat kita. agar kita tidak suuzhan (buruk sangka)kepada AllahSwt. Setelah menerimahasil nantinya. *****bertekatlah untuk memberikan kado terbaik buat orang tua dan keluarga berupa berita gembira dari hasil akademis kita. Inilah kado dariku buatmu. (Sepuluh kunci kesuksesan) Selamat berjuang…ikhwati fillah…maka yakinlah pintu kesuksesan akan selalu terbuka lebar buat kita semua.
By.. khairul syuhada’
Baca selengkapnya ..
By.. khairul syuhada’
Label:
Wawasan
Islam agama cinta damai bukan kekerasan.
Assalamu’alaikumWrWb. Bagai mana menurut kakanda kalau seandainya ada orang yang mencaci dan menuding agama kita. Contoh: mereka mengatakan islam itu berkembang karena mengedepankan kekerasan seperti acung pedang atau perang. Karena ketika mereka membaca sejarah, mereka menemukan banyak peperangan yang terjadi sepanjang sejarah islam. Bagai mana tanggapan kanda terhadap tudingan ini? Syukron.. Wa’alaikumussalamWrWb. Pertama sekali saya mengucapkan trimakasih atas pertanyaannya, ini juga menjadi bukti rasa cinta saudara terhadap agama islam. Kami akan mencoba untuk memberikan jawaban dengan kadar ilmu yang sangat terbatas. Karena Allah berfirman yang artinya: (dan tidaklah aku berikan kalian ilmu kecuali hanya sedikit). Kalau seandainya tudingan itu berasal dari orang-orang non islam, sebenarnya kita tidak perlu merasa kaget. Karena sudah jelas mereka musuh kita. Sebagai mana yang tertera dalam firman AllahSwt:( dan tidak akan pernah senang orang yahudi dan nasrani itu kepadamu ummat islam sebelum kamu mau mengikuti millah mereka.) Mereka akan melihat agama kita dengan memakai kaca mata hitam, jadi semua yang mereka liahat tentang agama kita akan kelihatan hitam, walupun sebenarnya putih. Begitu juga sebaliknya, mereka akan melihat agama mereka dengan kaca mata putih, jadi setiap yg mereka lihat akan kelihatan putih walaupun sebenarnya hitam. Ikwati fillah…ternyata tudingan-tudingan tersebut bukan saja dari orang-orang non islam, tetapi banyak juga dari orang2 islam itu sendiri, ini yang disebut musuh dalam selimut. Karena mereka tidak memahami secara benar agama islam tersebut. Ini menjadi kewajiban bagi kita untuk meluruskan atau memberikan pemahaman yang benar terhadap mereka. Kami akan mencoba untuk memaparkan bukti-bukti bahwa islam itu agama cinta damai dan jauh dari kekerasan. Mudah-mudahan bukti yang kami paparkan ini bisa menjadi pelajaran bagi kita dan mereka. Adapun bukti-bukti islam itu jauh dari kekerasan adalah: Pertama: islam merupakan agama yang dibawa oleh nabi MuhammadSAW sebagai rohmatal lil’alamin. Jangankan manusia seluruh alam pun mendapat rahmat dengan kedahadiran islam. Contoh islam melarang kita jangan buang air dilubang semut. Dan ada lagi dalam riwayat lain melarang kita menjadikan keledai sebagai kursi, maksudnya jangan biarkan gerobak atau barang terus menerus dipundak keledai karena ini sangat memberatkan baginya. Kemudian didalam hadist yang lain nabiSaw. Mengatakan: apa bila kamu hendak menyembelih maka tajamkanlah pisaunya. Agar hewan tersebut tidak tersiksa. Dari riwayat tersebut sudah jelas bagi kita bahwa islam datang sebagai rohmatal lil’alamin. Hewan saja mendapat rahmat dengan kedatangan islam apalagi manusia. Jadi ini bukti pertama bahwa islam agama cinta damai bukan mengedepankan kekerasan. Kedua: ketika fathul makkkah (pembebasan kota mekah). Tidak ada pertumpahan darah yang terjadi ketika itu. Kalau seandainya islam lebih mengedepankan kekerasan saya yakin kaum kafir di makkah ketika itu akan dibunuh semuanya, karena mereka telah menyiksa kaum muslimin sebelumnya. Bayangkan ummat islam datang dengan tentara yang kuat lagi perkasa dan kaum kafir ketika itu tidak berdaya.Namun tidak ada pertumpahan darah yang terjadi. Bahkan Nabi Saw. Mengeluarkan kata-kata indah: siapa yang masuk kedalam rumah abu shofyan akan aman. Sudah jelaslah bagi kita bahwa islam jauh dari sifat dendam apalagi kekerasan. Ketiga: Allah Swt berfirman: (fa ing qotaltum faqtuluhum) yang artinya: jika kamu diperangi maka perangilah mereka. Dalam ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa islam tidak pernah memulai peperangan. Tetapi apa bila islam diperangi maka baru diperintahkan untuk memerangi mereka. Ini namanya membela diri bukan sebuah kekerasan. Bahkan dalam pepeperanganpun ada aturan-aturan yang wajib dipatuhi ummat islam agar tidak terjadi kezhaliman. Contoh islam melarang membunuh tawanan perang, kendaraan seperti kuda, kaum wanita, dan rakyat sipil. Subhanallah ini menjadi bukti bagi kita bahwa islam jauh dari kekerasan dan kezhaliman. Keempat: ketika nabi Muhammad Saw. Dilempar dengan batu sehingga bergelumuran darah. Kemudian nabi istrahat dibawah pohon, datang malaikat menawarkan sesuatu dengan mengatakan, ya Muhammad sungguh mereka telah melampaui batas. Apakah perlu saya balikkan gunung ini supaya mereka binasa semuanya? Subhanallah…nabi tidak memenuhi tawaran tersebut, bahkan kata-kata indah yang keluar dari mulutnya berupa do’a: (Allahummaghfirlahum innahum la ya’lamun) yang artinya: ya Allah ampunilah mereka sesungguhnya mereka tidak mengetahuwi. Apakah kisah ini belum cukup sebagai bukti bahwa islam jauh dari kekerasan. sifat dendampun dilarang oleh islam apalagi kekerasan. Kelima: ada riwayat ketika nabi dimandikan dengan air ludah setiap kali melewati daerah itu, namun suatu hari nabi lewat ditempat itu kembali, nabi tidak menemukan air ludah yang jatuh dari atas, kemudian Nabi bertanya-tanya kemana orang yang biasa meludahi saya? Ternyata nabi dapat kabar orang tersebut sedang sakit. Kemudian nabi datang dengan membawa buah-buahan untuk mengunjungi orang tersebut. Dan akhirnya orang tersebut masuk islam dengan melihat akhlak nabi yang sangat mulia. Subhanallah….begitu mulianya Nabi Muhammad Saw. Tidak pernah melakukan kekerasan bahkan dengan musuhnya sendiri. Masih banyak bukti-bukti lain yang tidak bisa kami paparkan disini, mudah-mudahan lima bukti diatas sudah cukup untuk membuktikan bahwa islam adalah agama rohmatallil’alamin, atau agama cinta damai. yang jauh dari kekerasan dan kezhaliman. Wallahu a’lam. Wa ilaihitur jau’l umur.
Khair syuhada’
Baca selengkapnya ..
Khair syuhada’
Label:
Islam
Senin, 04 Januari 2010
Futur sebab dan ilajnya
Dari Abdullah bin Umar ra bahwa Rasul Saw bersabda ’’sesungguhnya setiap amalan itu mempunyai semangat, dan setiap semangat itu ada futurnya, maka siapa yang mengalami futur tapi masih tetap diatas sunnahku pasti mendapat pentunjuk, namun siapa yang keluar darinya pasti akan celaka. (HR.Imam Ahmad Bazar).Futur adalah semacam penyakit yang bisa menimpa sebagian orang apakah ia seorang pelajar, da’i maupun bukan. Efek negatif yang dimunculkan futur sangat banyak, sekurang- kurangya orang itu akan tertimpa rasa malas, mengulur-ngulur waktu atau menunda suatu pekerjaan. Namun yang paling berbahaya adalah sirna semangatnya atau diam setelah sekian lama bergerak yang kontinyu didalam aktivitasnya.Sebab-sebab seseorang bisa tertimpa penyakit ini sangat banyak, dan bahkan bukan cuma berpengaruh kepada diri sipenderita saja, tapi juga akan membawa efek negatif terhadap dakwah dan aktivitasnya.Diantara sebab-sebab penyakit ini, adalah:* Ghulu atau Tasyaddud dalam agama.* Berlebih-lebihan dalam hal yang mubah.* Suka menyendiri serta jauh dari lingkungan berjamaah.* Jarang mengingat maut serta kejadian-kejadian alam akhirat.* Suka memakan makanan haram atau syubhat.* Menjalankan agama hanya dari satu sisi.* Sering melalaikan ajaran agama.* Kurang memenuhi hak badan, disebabkan banyaknya beban dan kewajiban yang dipikul.*Tidak adanya persiapan dalam menghadapi segala rintangan serta kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi sepanjang perjalanan dakwah atau aktivitasnya.* Bergaul dengan orang-orang yang lemah semangat dan kurang bergairah.* Tidak adanya persiapan serta kurang mengetahui manhaj dalam berdakwah.Semua ini akan membawa seseorang kedalam penyakit futur atau kurang semangat, bahkan terkadang bisa menjadikan lari dan meninggalkan medan dakwah. Sudah menjadi sunnatullah bahwa semua penyakit ada obatnya. Firman Allah Swt: ’’Dan kami turunkan dari al Qur’an itu sebagai obat dan rahmat bagi orang-orang mukmin, dan al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang zholim melainkan kerugian” (Q.S. Al Isra’: 82)Sistem terapi dari penyakit di atas yang paling utama adalah dengan cara meninggalkan semua sebab-sebab yang ada. Disamping itu juga terdapat cara lain sebagai berikut:1. Memuhasabah diri. Memikirkan kembali tentang tujuan Allah menciptakan kita, yaitu untuk beribadah. Dan ibadah itu tidak bisa sempurna melainkan dengan ilmu. Sebagai seorang mahasiswa, sebaiknya kita memikirkan kembali apa tujuan semula kedatangan kita ketempat yang dituju. Sudah berapa lama waktu yang habis hampa tanpa arti, berapa banyak uang yang telah kita habiskan dengan sia-sia, dan berapa banyak amanah yang terabaikan. Bukankah ini semuanya termasuk maksiat kepada Allah Swt, dan durhaka kepada orang tua serta keluarga. Dengan sistem ini seseorang bisa mengetahui kekuragan dan aib-aibnya. sehingga mudah mengobati penyakit tersebut.Selalu membaca al Qur’an dan mentadaburinya. Allah talah mengajarkan kepada kita agar melakukan sesuatu dengan sistim tadaruj dalam beramal. Lebih-lebih untuk melakukan sebuah perobahan.Mari kita perhatikan bagaimana Allah Swt menciptakan langit, bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam hari, seperti itu juga dalam penetapan suatu hukum, halal atau haram seperti pengharaman khamar, riba, Allah Swt tidak menurunkan ayat pengharamannya dalam satu kali saja, tapi melalui fase-fase. Bahkan al Qur’an itu sendiri di turunkan kepada Rasul Saw bertadarruj seperti inilah sunnatullah di alam ini. Maka bila kita melakukan sesuatu itu dalam bentuk tergesa-gesa, semua itu akan membawa kepada sifat malas, yang akhirnya bisa melahirkan sifat putus asa kepada Allah Swt.Diriwayatkan dari ibunda ‘Aisyah. ra yang pernah berkata ’’Sesunggguhnya yang pertama kali turun dari surat mufasshol, yang menyangkut masalah syurga dan neraka, ketika telah berkumpul orang-orang kedalam Islam baru turun masalah halal dan haram. Sekiranya yang pertama turun itu masalah ’’janganlah kamu minum khamar” pasti mereka akan mengatakan: ’’kami tidak akan meniggalkannya”. Begitu juga kalau yang turun itu ’’janganlah kalian berzina’’ pasti mereka akan menjawab: “kami tidak akan meninggalkan zina selama-lamanya”.3. Sering memuthola’ah kitab- kitab Shirah dan Sejarah umat Islam. Sebagaimana kehidupan mereka yang memiliki himmah yang tinggi serta semangat yang kuat, baik dalam berdakwah, atau beramal. Shirah Rasul Saw serta para Sahabatnya cukup bagi kita sebagai terapi dari penyakit ini. Allah Swt berfrman dalam al Qur’an ’’sungguh pada kisah kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang orang yang mempunyai akal.4. Berteman dengan orang-orang sholeh yang mujahid. Karena mereka memiliki jiwa yang bersih dan hati yang bercahaya serta ruh yang ikhlas, yang bisa menggerakkan semangat, menguatkan tekad serta keinginan.Rasul Saw mengalihkan perhatian kita kepada hal ini, seperti sabdanya: “Apakah kamu ingin aku beri tahu sebaik-baik manusia? ia wahai Rasulullah jawab Sahabat, kemudian Rasul melanjutkan sabdanaya ’’orang yang mengingatkanmu kepada Allah dikala engkau memandangnya”.5. Menjauhi perbuatan maksiat baik yang kecil maupun yang besar. Karena ia ibaratkan api yang membakar hati, yang akan mendapatkan murka Allah Swt dan kerugian bagi hamba tersebut, sebagaimana berfirman-Nya: ’’Dan barang siapa ditimpa kemurkaan-Ku maka sungguh binasalah dia. (Q.S Thaha: 81)6. Menghadiri majlis- majlis Ilmu. Karena ilmu adalah sumber kehidupan bagi hati, sebagaimana makanan sumber untuk kekuatan badan dan ibaratkan air bagi bumi.Kita melihat bagaimana ghirah dan himmah para- ulama salaf dalam menuntut ilmu, karena mereka sangat mengetahui hajat seorang hamba kepada ilmu, Rasul Saw masih Allah Swt ajarkan bagaimana supaya mendapat ilmu Imam Ahmad pernah berkata: ’’Sesungguhnya kebutuhan kita kepada ilmu melebihi makanan dan minuman, karena keduanya cukup dua atau tiga kali sehari, tapi ilmu sebanyak tarikan nafas.7. Bergabung dalam suatu jamaah dan meninggalkan hidup menyendiri, sebagaimana yang pernah dipesankan Rasul Saw ’’Jamaah itu adalah rahmat,sedangkan berpecah belah adalah suatu azab. Imam Ali ra pernah juga berkata: ’’Kekotoran suatu jamaah jauh lebih baik ketimbang kesucian seorang diri”. Karena ketika bersama mereka akan memberi tahu kekurangan serta aib-aib kita, kemudian menunjukkan kita bagaimana cara membersihkannya kembali. Berbeda dengan kehidupan seseorang yang selalu menyendiri, bahkan kadang kala penyakit tersebut bisa mencelakannya.8. Sering mengingat mati, pertanyaan alam kubur, kegelapan serta kengeriannya. Karena hal ini bisa menbangunkan jiwa dari tidurnya serta menggerakkan badan untuk beramal dan mempersiapakan bekal menghadapi semua itu. Pernah Rasul Saw ditanya tentang siapakah orang yang jenius itu? jawab Rasul: ’’orang yang banyak mengingat mati dan mempersiapkan untuk itu.”Umar bin abdul aziz yang mempunyai perkumpulan setiap malam dengan para ahli fikih, yang disana mereka saling bercerita tentang mati dan alam akhir kemudian mereka menanggis.9. Menjauhi sikap Tasyaddud dalam agama. Ibunda Aisyah ra pernah berkata: ’’Dulu Rasulullah memiliki sebuah tikar yang ia bentang disiang hari dan dijadikan untuk kamar disebagian malam hari untuk shalat, lalu orang-orang shalat bersama beliau, pada suatu malam mereka berkumpul lalu Rasul Saw bersabda: ’’wahai manusia hendaklah kamu mengerjakan amalan semampu kalian, karena sesungguhnya Allah tidak akan pernah bosan selagi hamba tersebut tidak bosan, sesungguhya amalan yang paling Allah cintai adalah yang selalu dikerjakan sekalipun sedikit. Dan keluarga Muhammad apabila mengerjakan suatu amalan mengukuhkannya.”Dalam hadits-hadits yang lain yang sangat banyak sekali menceritakan tentang ketekunan dalam beramal dan tidak terlalu berlebih- lebihkan yang tidak sanggup mengerjakannya.Untuk itu kita dituntut agar selalu mengikuti manhaj Rasul Saw dalam segala amal kegiatan dan tuntunan Islam, karena ketidakstabilan itu yang sering menimbulkan penyakit futur. Wallahu ’alam
Baca selengkapnya ..
Israf, sebab dan ilajnya
Allah SWT berfirman dalam surah al Isra' ayat 27 "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudaranya Syaitan dan Syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya" Allha SWT juga berfirmana dalam surah al A'raaf ayat 31 "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan" Israf adalah merupakan salah satu penyakit hati yang bisa melanda siapa saja dia tidak pernah membedakan antara orang kaya atau orang miskin, tua atau muda, pelajar atau pegawai, tetapi penyakit ini kebanyakan menimpa orang-orang kaya sebab orang-orang kaya sangat berpeluang untuk melakukan hal-hal yang ia inginkan tampa berpikir panjang terlebih dahulu. Sebenarnya apa sih penyakit Israf itu? Israf secara harfiyahnya adalah boros atau melebihi batas kebiasaan, atau bisa juga diartikan dengan melakukan segala sesuatu yang duiluar kemampuan. Israf ini bisa saja dalam hal makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, kendaraan serta gaya hidup lainnya. Penyakit ini sangat besar pengaruh negatif nya bagi jiwa seeorang lebih-lebih jiwa seorang mu'min, yang seyogyanya mencontoh dari kehidupan Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya, salafussoleh serta para ulama. Diantara pengaruh Israf yang sangat berbahaya adalah bisa dibenci oleh Allah SWT, bisa menjadi teman Syaitan sesuai dengan dua firman Allah SWT diatas, bisa jatuh keperbuatan haram, bisa mematikan pikiran, bisa menimbulkan berbagai penyakit di badan, kurang peduli pada sesama dan lain sebagainya. Tetapi kenapa seseorang itu bisa dihinggapi penyakit Israf atau dengan kata lain apa yang dapat menyebabkan seseorang ditimpa penyakit Israf? Diantara sebab-sebab penyakit Israf adalah Hidup ditengah-tengah keluarga yang suka bermewah-mewah Keluarga merupakan sekolah pertama yang kita kenal, dan sekolah itu sangat perpengaruh besar untuk mencetak jiwa kita. Pengaruh teman dan pergaulan sehari-hari Terkadang kebanyakan manusia sering kali mencontoh akhlak teman-teman sepergaulannya, apalagi teman itu orang yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Memperturutkan hawa nafsu Manusia yang tak dapat menguasai hawa nafsunya sering kali terjerumus kedalam hal-hal yang kurang terpuji. Pengaruh anak dan istri/suami Anak dan isrti/suami merupakan cobaan yang Allah SWT berikan kepada kita, sebab terkadang kita ingin hidup sederhana, namun karena sifat dasar dari seorang istri/suami yang pemboros maka sering kali kita terikut dengan sifat itu oleh karena hanya ingin menyenangkan hati si istri atau takut kepada suami (jika suami yang punya sifat Israf). Kaya mendadak Seseorang yang dahulunya hidup sengsara dan serba kekurangan, namun tiba-tiba Allah SWT menganugrahkan kepadanya rizki yang banyak, kehidupan yang melimpah, sering kali akan lupa daratan, apalagi bekal pengetahuan agamanya sangat minim. Lupa akan kehidupan dunia yang sesungguhnya Sesungguhnya kita harus menyadari bahwa sebenarnya tidak akan ada yang kekal dalam kehidupan dunia ini, apalagi yang namanya harta benda, mungkin saja hari ini kita kaya, kita bisa memenuhi apa yang kita inginkan dengan mudah dan tampa pikir panjang, tapi kita tidak bisa menjamin entah hari esok, minggu depan, bulan depan, atau tahun yang akan datang kita akan jatuh miskin dan akan serba sulit dalam memenuhi segala kebutuhan kita. Allah SWT berfirman dalam surah al Imran ayat 41:……dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)…… Lupa akan bekal perjalanan hari esok (hari akhirat) Sudahkah kita bernfikir tentang bekal apa yang sepantasnya kita bawa menuju kepada-Nya nanti?....dengan suka berfoya-foya terkadang kita akan lupa apa yang sebenarnya yang harus kita siapkan didunia ini untuk menuju hari esok. Sudahkah kita mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya hingga kita tidak akan kehabisan ditengah jalan nanti, kalau belum mengapa kita tidak memulainya dari sekarang?..... Sebagai seorang muslim tentunya kita tidak boleh putus asa atau bahkan lupa untuk mencari penawar serta obat dari penyakit ini sebab kita tahu bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, demikian pula tentunya dengan penyakit Israf ini, dan diantara obat tersebut selain tentunya berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meninggalkan sebab-sebab diatas, serta dengan cara mencari obat-obat yang lain, dan diantara obat-obat yang lain itu adalah: 1. Berfikir tentang konsekwensi yang akan ditimbulkan oleh penyakit Israf. Sebab dengan perfikir kita bisa mengetahui apa pekerjaan yang akan kita lakukan itu berakibat baik atau buruk, tentunya untuk kita serta untuk orang lain. 2. Berusaha mengekang hawa nafsu dari segala keinginan yang berlebihan atau sesuatu yang kurang bermanfaat, dengan cara sering solat malam, puasa sunnah, memperbanyak sedekah, membantu pekerjaan orang lain serta meringankan bebannya. 3. Sering membaca sunnaah-sunnah Nabi SAW dan sejarah Beliau, sebab dengan membaca sunnaah-sunnahnya kita akan tahu betapa banyak sunnah-sunnah Nabi SAW yang mengandung peringatan tentang bahaya penyakit Israf, dan bagaimana Beliau serta keluarganya berusaha mengekang hawa nafsu dari hal-hal yang berlebihan. Sebuah riwayat menyatakan bahwa yang paling baik dan memang sepantasnya kita membagi porsi dalam perut kita menjadi tiga bagian, satu bagian untuk makanan, satu bagian untuk minuman dan yang satu bagian lagi untuk hawa atau untuk bernafas. Kita sering kali melihat manusia yang jika makan dan minum sangat berlebihan hingga selesai makan tidak bisa berdiri apalagi berjalan, dan terutama hal ini sering terjadi disaat buka puasa. 4. Menengok kembali akan kehidupan para sahabat, salafussoleh, para mujahid dan ulama. Dalam kehidupan mereka, mereka selalu hidup dalam kesederhanaan dan mereka tidak pernah mencari harta kecuali untuk tujuan akheratnya. Pernah suatu hari sahabat Salman al Farisi menemui khalifah Abu Bakar Assidik yang pada saat itu beliau (Abu Bakar Assidik) sedang sakit, berkatalah Salman kepada beliau: Wahai Khalifah Rasulullah SAW berilah aku wasiat sebelum anda meninggal, maka Abu Bakar Assidik berkata kepada Salman "Sesungguhnya Allah SWT telah membuka pintu rizki didunia untuk kalian semua, maka janganlah engkau pernah mengambilnya kecuali rizki yang bisa menyampaikan engkau keakhirat nanti. 5. Menjauhkan diri dari teman yang mempunyai sifat boros dan berusaha membiasakan hal-hal yang tepenting dalam memenuhi kebutuhan jiwa dan raga. 6. Bergaul dengan teman-teman yang hemat (bukan pelit) yang mereka tidak terlalu terpengaruh dengan silaunya kehidupan dunia, dan yang hanya mengejar dunia demi meninggikan islam dan untuk tujuan akherat. Teman yang bisa memelihara harta, kehormatan dan teman yang tahu akan pentingnya sebuah pengorbanan. 7. Bersungguh-sungguh dalam membentuk atau membina keluarga yang bisa menjauhkan diri dari penyakit Israf Sebab dengan bersungu-sungguh dalam hal yang demikian dapat mengantarkan keluarga sadar dan mengerti akan jalan yang sebenarnya harus ditempuh serta memberikan gambaran tentang kehidupan dunia yang penuh perjuangan dengan segala rintangannya. 8. Selalu berfikir akan kenyataan kehidupan manusia pada umumnya dan kehidupan seorang muslim pada khususnya. Sebab yang demikian dapat mengantarkan kita kepada menjauhi sifat Israf dan bahkan dapat menyadarkan kita akan kenikmatan serta kelezatan dunia yang hanya bersifat sementara. 9. Senantiasa mengingat mati dan setelahnya, dan betapa dahsyatnya akan keadaan hari akhirat nanti, hingga kita bisa mempersiapkan bekal untuk hari nanti. 10. Mengingat akan jalan dan tujuan yang sebenarnya harus kita tempuh serta mencapai akan tujuan tersebut, dan segala rintangannya. Karena yang demikian membuat kita sadar bahwa bekal yang sebenarnya adalah bukan dengan cara hidup mewah dan berfoya-foya, tapi dengan cara meneguhkan hati kita dan berusaha mengekang hawa nafsu dari hal-hal yang berlebihan.
Baca selengkapnya ..
Memperbaiki diri
Ada anagium Arab yang menyatakan bahwa “ Celakalah seseorang yang tidak mengenal dirinya sendiri.” Dalam konteks kehidupan di dunia fana ini, banyak manusia masih belum mengenal dirinya, belum mengetahui apa yang dibutuhkan bagi dirinya, ke arah mana dia harus membawa dirinya, dan pedoman apa yang dapat ia pegang teguh sehingga hal itu memang benar-benar baik bagi petualangan hidupnya. Memang dalam fenomena yang terjadi, kebanyakan orang yang berhasil adalah orang yang mengenal baik dirinya, ia mengetahui potensi yang dimiliki, kekurangan yang menghambat dirinya untuk maju, ia juga menyadari sepenuhnya visi dam misi dalam kehidupannya, sehingga dengan mengetahui dirinya tersebut makin mudahlah ia untuk meraih keberhasilan. Ya Allah, Wahai Yang Maha Mendengar jadikan pertemuan ini membuat kami mampu mengenal diri kami, tuntun kami untuk memperbaiki yang salah, bukakan hati kami untuk dapat mengenal jalan hidup kami, jadikan setiap langkah kami benar-benar tepat di jalan yang Engkau sukai sehingga tiada yang kami tuju selain hanya Engkau Yang Maha Menatap. Amiin Ya Robbal’ alamin. Kalau kita selalu berorientasi memikirkan keluar dari diri kita, semua yang kita katakan akan jadi bumerang. Ingat dalilnya "Semua harus berawal dari diri sendiri". Program yang paling sulit dilakukan oleh seorang dai adalah mendakwahi dirinya sendiri. Ingin merubah istri, anak, karyawan kuncinya adalah merubah diri. Kalau orang tidak merubah dirinya, dia pasti akan sulit dengan perubahan yang terus terjadi setiap hari dalam hidupnya. Ciri orang yang tidak bisa merubah diri adalah emosional. Semua masalah dalam hidup ini akan lenyap kalau punya tingkat kearifan. Makin tua kita seharusnya makin serius belajarnya. "Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin maka akan beruntung". Maka dari itu makin hari kita harus makin baik kalau tidak kita akan menghadang bencana. Setiap orang itu harus punya keyakinan dalam diri bahwa "Jika saya tidak berubah maka saya akan celaka", "Jika saya tidak merubah diri maka saya tidak akan merubah apapun/siapapun", "Jika saya tidak merubah diri berarti saya akan menghancurkan hidup saya". Perubahan adalah kesuksesan, Perubahan akan membuat hidup tenang, keberhasilan, keselamatan, dan juga merupakan kunci kedekatan dengan Allah. Kita itu terpaku pada keadaan yang belum tentu benar. Kalau kita mau perubahan kita harus mengetahui apa yang harus dirubah. Kuncinya yang pertama adalah kita harus punya keberanian untuk mengetahui kekurangan diri kita sendiri. Dengan memiliki hal ini akan lebih mudah dalam merubah diri. Miliki juga keberanian untuk mencari kekurangan. Kunci sukses dalam semua hal adalah memperbaiki diri. Sebesar apapun dosa kita, pengampunan Allah lebih besar lagi kepada orang yang tobat dan bukti tobat adalah kegigihan memperbaiki diri. Milikilah kawan kontributor kekurangan kita, bacalah buku yang banyak mengenai penyakit hati, luangkan waktu untuk mencatat kekurangan diri. Setelah itu tahapan selanjutnya adalah Riyadoh atau latihan. Dalam latihan harus ada program yang harus kita jalankan, contohnya : program harian melenyapkan penyakit hati, misalnya sehari shaum bicara. Saya hanya mau menyatakan hal yang baik, bermanfaat, dan kata-kata yang terpilih hari ini, besok boleh terserah. Setiap selesai sholat kembali evaluasi lalu bertobat jadi kita bertemu dengan perbaikan setiap waktu. Contoh lainnya sehari tanpa marah.atau boleh disebut dengan (tajdid anniat)memperbaharui niat . Pertanyaannya kapan kita akan mendakwai orang lain? Justru dengan kita memperbaiki diri, orang lain melihat kita dan berdampak kepada orang lain. Contoh lainnya adalah kita latihan agar setiap uang yang kita dapat, kita sisihkan untuk amal. Inilah jihad kita. Kalau kita tidak pernah memulai, omongan kita akan kosong. Inilah seninya memang butuh waktu menyadarkan orang lain, yang terpenting adalah kita sadar terlebih dahulu. Kalau rumus kita untuk membangun bangsa maka tumbuhkan dahulu keinginan untuk membangun diri sendiri kemudian keluarga baru kemudian bangsa. Insya Allah nantinya akan hadir pemimpin dari bapak yang sadar membina keluarga. Pilihlah riadoh yang isinya bersifat realistik dan lakukan secara bertahap. Terus saja lakukan setiap hari memperbaiki diri.di rumah,di lapangan atau dimanapun kau berada. Sabarlah dalam memperbaiki diri dan melihat bahwa setiap hari orang dilahirkan dengan karakteristik yang berbeda-beda. Sangat mungkin memakan waktu bisa satu bulan, dua bulan bahkan setahun. Hal yang terpenting adalah diberi istiqomah dalam memperbaiki diri bukankanlah hasil yang terpenting, setiap hasil kita serahkan saja kepada Allah untuk menilai. "Kalau orang bersungguh-sungguh menuju Allah, maka Allah akan lebih bersungguh-sungguh lagi menunjukkan jalanNya". Mari kita benahi diri kita dengan baik sampai kita benar-benar dapat mengontrol diri kita sendiri sebelum terjun ke masyarakat. Mulai dari mencoba menahan pandangan dengan menundukkan pandangan. Kemudian latih diri kita dalam menahan pendengaran yang menjadikankan jauh dari Allah. Menahan mulut jangan mencela, jangan komentar, dan jangan mengeluh. Teruslah kendalikan pendengaran, mulut dan pandangan. Kalau kita sudah dapat mengendalikan diri dengan baik, berbicara akan enak, bergaul akan enak. Kita dapat lebih banyak menyelesaikan masalah dimanapun kita berada.hati yang bersih adalah hati yang sentiasa membuat pikiran bekerja efektif lantaran hanya kebaikan lah yang dipikirkannya. Ada dua kunci untu memperbaiki diri : 1.biasakanlah sekuat daya maupun upaya untuk melakukan pembersihanatau pelurusan hati. 2.senantisalah berkemauan kuat untuk meningkatkan kemampuan (keprofesionalan)diri dalam hidup apapun.
Baca selengkapnya ..
Label:
Renungan
Minggu, 03 Januari 2010
Bagunlah dimalam hari walaupun hanya..
Tips agar bangun dimalam hari: 1. Jangan merasa bangun malam/dini hari itu sulit, perasaan “sulit” akan menjadi sugesti negatif yang makin memberatkan diri untuk bangun. 2. Jaga keikhlasan serta perbanyak istighfar dan zikir, boleh jadi dosa dan kelalaian dirilah yang mengakibatkan sulitnya kita untuk bangun kemudian beribadah. 3. Mengingat manfaat ibadah pada waktu ini, baik itu Tahajud ataupun shalat jama’ah Subuh, manfaat dunia maupun akhirat, tulis jika perlu dalam lembar atau tempat yang mudah dilihat dalam jumlah yang mencukupi untuk ditampilkan secara bergantian tiap harinya, agar semangat baru selalu terasa tiap kali membacanya. 4.. Sebelum tidur, lakukan adab-adab yang dituntunkan syari’at, seperti berwudhu, berdo’a, posisi tidur, dan sebagainya. Penjagaan Allah diawali dari penjagaan kita terhadap adab dan tuntunan yang telah digariskanNya. Insyaa’Allaah akan terasa mudah sekali untuk bangun malam jika poin ini terpenuhi. 5. Kenali lama tidur ideal masing-masing kita. Apakah 5 jam, 6 jam, 7 jam; sehingga kita tahu kapan saat harus tidur dengan mempekirakan waktu bangun sekitar dua pertiga malam, sekitar jam 3 dini hari. Beberap teman menyatakan, “Asalkan tidur tidak lebih dari jam 11 malam, insyaa’Allaah paginya bisa bangun untuk shalat malam.” Lebih baik kerjakan tugas/lembur saat dini hari, daripada malam harinya. 6. Jangan melupakan tidur siang selagi ada kesempatan. Tidur siang mempekuat daya tahan kita untuk bangun malam harinya. 7. Letakkan bel/alarm pada tempat yang kurang terjangkau oleh tangan kita, tapi masih terdengar keras, sehingga membuat kita harus bangun berdiri dan mematikannya. Jika perlu, saling mengingatkan/membangunkan sesama teman, seperti misal Tahajud Call. 8. Bertahap dalam mendidik diri. Maksudnya, pada awal pengerjaan ibadah, ambil raka’at Tahajud yang ringan (2-4 raka’at) dengan jeda yang tidak terlalu jauh dengan shalat Subuh. Setelah itu ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan kita. 9. Lakukan “reward and punishment” guna mendisiplinkan diri. Hanya saja, jangan terlalu keras menghukum diri, karena bisa berakibat keengganan untuk melanjutkan rangkaian ibadah ini.
Baca selengkapnya ..
Label:
Wawasan
Bersyukur dan Bersabar
Bagi orang yang sering mengamati isnad hadits maka nama Abu Qilabah bukanlah satu nama yang asing karena sering sekali ia disebutkan dalam isnad-isnad hadits, terutama karena ia adalah seorang perawi yang meriwayatkan hadits dari sahabat Anas bin Malik yang merupakan salah seorang dari tujuh sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu nama Abu Qilabah sering berulang-ulang seiring dengan sering diulangnya nama Anas bin Malik.Ibnu Hibban dalam kitabnya Ats-Tsiqoot menyebutkan kisah yang ajaib dan menakjubkan tentangnya yang menunjukan akan kuatnya keimanannya kepada Allah.Swt. Nama beliau adalah Abdullah bin Zaid Al-Jarmi salah seorang dari para ahli ibadah dan ahli zuhud yang berasal dari Al-Bashroh. Beliau meriwayatkan hadits dari sahabat Anas bin Malik dan sahabat Malik bin Al-Huwairits –radhiallahu ‘anhuma- . Beliau wafat di negeri Syam pada tahun 104 Hijriah pada masa kekuasaan Yazid bin Abdilmalik. Abdullah bin Muhammad berkata, “Aku keluar menuju tepi pantai dalam rangka untuk mengawasi (menjaga) kawasan pantai (dari kedatangan musuh)…tatkala aku tiba di tepi pantai, tiba-tiba aku telah berada di sebuah dataran lapang di suatu tempat (di tepi pantai) dan di dataran tersebut terdapat sebuah kemah yang di dalamnya ada seseorang yang telah buntung kedua tangan dan kedua kakinya, dan pendengarannya telah lemah serta matanya telah rabun. Tidak satu anggota tubuhnyapun yang bermanfaat baginya kecuali lisannya, orang itu berkata, “Ya Allah, tunjukilah aku agar aku bisa memuji-Mu sehingga aku bisa menunaikan rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan Engkau sungguh telah melebihkan aku diatas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan”“ Abdullah bin Muhammad berkata, “Demi Allah aku akan mendatangi orang ini, dan aku akan bertanya kepadanya bagaimana ia bisa mengucapkan perkataan ini, apakah ia faham dan tahu dengan apa yang diucapkannya itu?, ataukah ucapannya itu merupakan ilham yang diberikan kepadanya??. Maka akupun mendatanginya lalu aku mengucapkan salam kepadanya, lalu kukatakan kepadanya, “Aku mendengar engkau berkata “Ya Allah, tunjukilah aku agar aku bisa memujiMu sehingga aku bisa menunaikan rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugrahkan kepadaku dan Engkau sungguh telah melebihkan aku diatas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan“, maka nikmat manakah yang telah Allah anugerahkan kepadamu sehingga engkau memuji Allah atas nikmat tersebut?? dan kelebihan apakah yang telah Allah anugerahkan kepadamu hingga engkau mensukurinya??” Orang itu berkata, “Tidakkah engkau melihat apa yang telah dilakukan oleh Robku kepadaku? Demi Allah, seandainya Ia mengirim halilintar kepadaku hingga membakar tubuhku atau memerintahkan gunung-gunung untuk menindihku hingga menghancurkan tubuhku, atau memerintahkan laut untuk menenggelamkan aku, atau memerintahkan bumi untuk menelan tubuhku, maka tidaklah hal itu kecuali semakin membuat aku bersyukur kepadaNya, karena Ia telah memberikan kenikmatan kepadaku berupa lidah (lisan)ku ini. Namun, wahai hamba Allah, engkau telah mendatangiku maka aku perlu bantuanmu, engkau telah melihat kondisiku. Aku tidak mampu untuk membantu diriku sendiri atau mencegah diriku dari gangguan, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku memiliki seorang putra yang selalu melayaniku, di saat tiba waktu sholat ia mewudhukan aku, jika aku lapar maka ia menyuapiku, jika aku haus maka ia memberikan aku minum, namun sudah tiga hari ini aku kehilangan dirinya. Maka tolonglah aku, carilah kabar tentangnya –semoga Allah merahmati engkau-”. Aku berkata, “Demi Allah tidaklah seseorang berjalan menunaikan keperluan seorang saudaranya yang ia memperoleh pahala yang sangat besar di sisi Allah, lantas pahalanya lebih besar dari seseorang yang berjalan untuk menunaikan keperluan dan kebutuhan orang yang seperti engkau”. Maka akupun berjalan mencari putra orang tersebut hingga tidak jauh dari situ aku sampai di suatu gundukan pasir. Tiba-tiba aku mendapati putra orang tersebut telah diterkam dan dimakan oleh binatang buas. Akupun mengucapkan inna lillah wa inna ilaihi roji’uun. Aku berkata, “Bagaimana aku mengabarkan hal ini kepada orang tersebut??”. Dan tatkala aku tengah kembali menuju orang tersebut, maka terlintas di benakku kisah Nabi Ayyub ‘alaihi as-Salam. Lalu aku menemui orang tersebut dan akupun mengucapkan salam kepadanya lalu ia menjawab salamku dan berkata, “Bukankah engkau adalah orang yang tadi menemuiku?”, aku berkata, “Benar”. Ia berkata, “Bagaimana dengan permintaanku kepadamu untuk membantuku?”. 1_701995151l.jpg Akupun berkata kepadanya, “Engkau lebih mulia di sisi Allah ataukah Nabi Ayyub ‘alaihis Salam?”, ia berkata, “Tentu Nabi Ayyub ‘alaihis Salam “, aku berkata, “Tahukah engkau cobaan yang telah diberikan Allah kepada Nabi Ayyub?, bukankah Allah telah mengujinya dengan hartanya, keluarganya, serta anaknya?”, orang itu berkata, “Tentu aku tahu”. Aku berkata, “Bagaimanakah sikap Nabi Ayyub dengan cobaan tersebut?”, ia berkata, “Nabi Ayyub bersabar, bersyukur, dan memuji Allah”. Aku berkata, “Tidak hanya itu, bahkan ia dijauhi oleh karib kerabatnya dan sahabat-sahabatnya”. Ia berkata, “Benar”. Aku berkata, “Bagaimanakah sikapnya?”, ia berkata, “Ia bersabar, bersyukur dan memuji Allah”. Aku berkata, “Tidak hanya itu, Allah menjadikan ia menjadi bahan ejekan dan gunjingan orang-orang yang lewat di jalan, tahukah engkau akan hal itu?”, ia berkata, “Iya”, aku berkata, “Bagaimanakah sikap nabi Ayyub?” Ia berkata, “Ia bersabar, bersyukur, dan memuji Allah, langsung saja jelaskan maksudmu –semoga Allah merahmatimu-!!”. Aku berkata, “Sesungguhnya putramu telah aku temukan di antara gundukan pasir dalam keadaan telah diterkam dan dimakan oleh binatang buas, semoga Allah melipatgandakan pahala bagimu dan menyabarkan engkau”. Orang itu berkata, “Segala puji bagi Allah yang tidak menciptakan bagiku keturunan yang bermaksiat kepadaNya lalu Ia menyiksanya dengan api neraka”, kemudian ia berkata, “Inna lillah wa inna ilaihi roji’uun“, lalu ia menarik nafas yang panjang lalu meninggal dunia. Aku berkata, “Inna lillah wa inna ilaihi roji’uun“, besar musibahku, orang seperti ini jika aku biarkan begitu saja maka akan dimakan oleh binatang buas, dan jika aku hanya duduk maka aku tidak bisa melakukan apa-apa[2]. Lalu akupun menyelimutinya dengan kain yang ada di tubuhnya dan aku duduk di dekat kepalanya sambil menangis. Tiba-tiba datang kepadaku empat orang dan berkata kepadaku “Wahai Abdullah, ada apa denganmu?, apa yang telah terjadi?”. Maka akupun menceritakan kepada mereka apa yang telah aku alami. Lalu mereka berkata, “Bukalah wajah orang itu, siapa tahu kami mengenalnya!”, maka akupun membuka wajahnya, lalu merekapun bersungkur mencium keningnya, mencium kedua tangannya, lalu mereka berkata, “Demi Allah, matanya selalu tunduk dari melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah, demi Allah tubuhnya selalu sujud tatkala orang-orang dalam keadaan tidur!!”. Aku bertanya kepada mereka, “Siapakah orang ini –semoga Allah merahmati kalian-?”, mereka berkata, Abu Qilabah Al-Jarmi sahabat Ibnu ‘Abbas, ia sangat cinta kepada Allah dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu kamipun memandikannya dan mengafaninya dengan pakaian yang kami pakai, lalu kami menyolatinya dan menguburkannya, lalu merekapun berpaling dan akupun pergi menuju pos penjagaanku di kawasan perbatasan. Tatkala tiba malam hari, akupun tidur dan aku melihat di dalam mimpi ia berada di taman surga dalam keadaan memakai dua lembar kain dari kain surga sambil membaca firman Allah }سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ| (الرعد:24) “Keselamatan bagi kalian (dengan masuk ke dalam surga) karena kesabaran kalian, maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. 13:24) Lalu aku berkata kepadanya, “Bukankah engkau adalah orang yang aku temui?”, ia berkata, “Benar”, aku berkata, “Bagaimana engkau bisa memperoleh ini semua”, ia berkata, “Sesungguhnya Allah menyediakan derajat-derajat kemuliaan yang tinggi yang tidak bisa diperoleh kecuali dengan sikap sabar tatkala ditimpa dengan bencana, dan rasa syukur tatkala dalam keadaan lapang dan tentram bersama dengan rasa takut kepada Allah baik dalam keadaan bersendirian maupun dalam kaeadaan di depan khalayak ramai” [1] Diterjemahkan oleh Ustadz Abu Abdilmuhsin Firanda dari Kitab Ats-Tsiqoot karya Ibnu Hibban, tahqiq As-Sayyid Syarofuddin Ahmad, terbitan Darul Fikr, (jilid 5 halaman 2-5) [2] Hal ini karena biasanya daerah perbatasan jauh dari keramaian manusia, dan kemungkinan Abdullah tidak membawa peralatan untuk menguburkan orang tersebut, sehingga jika ia hendak pergi mencari alat untuk menguburkan orang tersebut maka bisa saja datang binatang buas memakannya, Wallahu a’lam
Baca selengkapnya ..
Label:
'Ibrah
Jauhilah Dia...
angkuh dan sombong telah banyak membinasakan makhluk Allah s.w.t., bermula dari peristiwa pengusiran Iblis dari syurga kerana , lantaran niat sombongnya, enggan sujud kepada Nabi Adam a.s tatkala diperintahkan oleh Allah s.w.t. untuk sujud hormat kepadanya.
Demikian juga Allah s.w.t telah menenggelamkan Qarun beserta seluruh hartanya ke dalam perut bumi disebabkan kesombongan dan keangkuhannya terhadap Allah s.w.t dan juga kepada kaumnya sendiri. Allah s.w.t juga telah menenggelamkan Fir'aun dan bala tenteranya ke dalam laut kerana kesombongan dan keangkuhannya terhadap Allah s.w.t. dan juga kepada kaumnya sendiri, dan kerana kesombongannya itulah dia lupa diri sehingga dengan keangkuhannya dia menyatakan dirinya adalah tuhan yang mesti disembah dan diagungkan. Kehancuran kaum Nabi Luth a.s juga karena kesombongan mereka dengan menolak kebenaran yang disampaikan Nabi Luth a.s. agar mereka meninggalkan kebiasaan buruk mereka iaitu melakukan penyimpangan seksual, yakni lebih suka memilih pasangan hidup sama jenis (homosek); sehingga tanpa disangka-sangka pada suatu pagi, Allah s.w.t membalikkan bumi tempat tinggal mereka dan tiada seorang pun dari mereka yang dapat menyelamatkan diri dari azab Allah yang datangnya secara tiba-tiba itu. Dan masih banyak kisah lain yang dapat menyedarkan manusia dari sifat sombong dan angkuh, sekiranya mereka menggunakan hati nurani dan akalnya yang sihat. Mengapa manusia dilarang bersikap sombong? Sebabnya ialah manusia adalah makhluk yang lemah. Layakkah makhluk yang lemah itu bermegah-megah dan sombong di hadapan penguasa langit dan bumi? Sayangnya, realiti masakini , kita dapati ramai manusia yang lupa hakikat dan jati dirinya, sehingga membuat dia sombong dan angkuh untuk menerima kebenaran, memandang rendah orang lain, serta memandang dirinya sempurna segala-galanya. Rasulullah s.a.w. , telah menjelaskan tentang bahayanya sifat sombong dan angkuh, sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah Bin Mas'ud r.a., dari Nabi s.a.w , beliau bersabda, "Tidak masuk syurga sesiapa yang ada di dalam hatinya sedikit sifat sombong”, kemudian seseorang berkata: "(Ya Rasulullah) sesungguhnya seseorang itu suka pakaiannya bagus dan kasutnya bagus", Beliau bersabda: "Sesunguhnya Allah itu indah dan Dia menyukai keindahan, (dan yang dimaksud dengan) kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendah-rendahkan orang lain" (HR. Muslim) Imam An-Nawawi rahimahullah memberi komentar tentang hadis ini, "Hadis ini berisi larangan dari sifat sombong iaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka dan menolak kebenaran". (Syarah Shahih Muslim 2/269). Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata, "Orang yang sombong adalah orang yang memandang dirinya sempurna segala-galanya, dia memandang orang lain rendah, meremehkannya dan menganggap orang lain itu tidak layak mengerjakan suatu urusan, dia juga sombong dari menerima kebenaran dari orang lain". (Jami'ul Ulum Wal Hikam 2/275) Raghib Al-Asfahani rahimahullah berkata, "Sombong adalah keadaan seseorang yang merasa bangga dengan dirinya sendiri, memandang dirinya lebih utama dari orang lain, kesombongan yang paling dahsyat adalah sombong kepada Rabbnya dengan cara menolak kebenaran (dari-Nya) dan angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatan maupun dalam mentauhidkan-Nya.” (Umdatul Qari` 22/140). Nash-nash Ilahiyyah banyak sekali mencela orang yang sombong dan angkuh, baik yang terdapat dalam Al-Qur`an maupun dalam As-Sunnah. 1. Orang Yang Sombong Telah Mengabaikan Perintah Allah s.w.t. Allah s.w.t berfirman, artinya: ”Dan janganlah engkau memalingkan mukamu (kerana memandang rendah) kepada manusia, dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan berlagak sombong; sesungguhnya Allah tidak suka kepada tiap-tiap orang yang sombong takbur, lagi membanggakan diri. " (QS. 31:18) Ibnu Abbas r.a , ketika menjelaskan makna firman Allah s.w.t: ”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia” berkata: "Janganlah kamu sombong dan merendahkan manusia, hingga kamu memalingkan mukamu ketika mereka berbicara kepadamu." (Tafsir At-Thabari 21/74) Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan Firman Allah s.w.t., ”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh”, maksudnya: ”Janganlah kamu menjadi orang yang sombong, keras kepala, berbuat sesuka hati, janganlah kamu lakukan semua itu yang menyebabkan Allah murka kepadamu". (Tafsir Ibnu Katsir 3/417). 2. Orang Yang Sombong Menjadi Penghuni Neraka. Allah s.w.t berfirman, mafhumnya: ”(Setelah itu) dikatakan kepada mereka: Masukilah pintu-pintu Neraka Jahannam itu dengan keadaan tinggal kekal kamu di dalamnya; maka seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong takbur ialah Neraka Jahannam” (QS. Az-Zumar: 72) Rasulullah s.a.w bersabda, "Tidak akan masuk syurga siapa yang ada di dalam hatinya sedikit kesombongan." (HR. Muslim) Dalam hadis lain Rasulullah s.a.w bersabda, "Mahukah Aku beritahu kepada kamu tentang penghuni syurga? Para sahabat menjawab: tentu (wahai Rasulullah), lalu beliau berkata: "(Penghuni syurga adalah) orang-orang yang lemah lagi direndahkan oleh orang lain, kalau dia bersumpah (berdo'a) kepada Allah nescaya Allah kabulkan do'anya, Mahukah Aku beritahu kepada kamu tentang penghuni neraka? Para sahabat menjawab: tentu (wahai Rasulullah), lalu beliau berkata: "(Penghuni neraka adalah) orang-orang yang keras kepala, berbuat sesuka hati (kasar), lagi sombong". (HR. Bukhari & Muslim) 3. Orang Yang Sombong Pintu Hatinya Terkunci Dan Tertutup. Sebagaimana Firman Allah s.w.t.,mafhumnya: "Demikianah Allah mengunci mati pintu hati orang yang sombong takbur , lagi bermaharajalela pencerobohannya " (QS. Ghafir 35) Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata, "Sebagaimana Allah mengunci mati hati orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah maka demikian juga halnya Allah juga mengunci mati hati orang yang sombong lagi berbuat sewenang-wenangnya , yang demikian itu karena hati merupakan sumber pangkal kesombongan, sedangkan anggota tubuh hanya tunduk dan patuh mengikuti hati". (Fathul Qodir 4/492). 4. Kesombongan Membawa Kepada Kehinaan Di Dunia Dan Di Akhirat Orang yang sombong akan mendapat kehinaan di dunia ini berupa kejahilan, sebagai balasan dari perbuatannya. Perhatikanlah firman Allah s.w.t. , artinya: Aku akan memalingkan (hati) orang-orang yang sombong takbur di muka bumi dengan tiada alasan yang benar dari (memahami) ayat-ayatKu (yang menunjukkan kekuasaanKu)” (QS. Al-'Araf: 146) Maksudnya, iaitu, Aku (Allah) halangi mereka dari memahami hujah-hujah dan dalil-dalil yang menunjukkan tentang keagungan-Ku, syari'at-Ku, hukum-hukum-Ku pada hati orang-orang yang sombong untuk ta'at kepada-Ku dan sombong kepada manusia tanpa alasan yang benar, sebagaimana mereka sombong tanpa alasan yang benar, maka Allah hinakan mereka dengan kebodohan (kejahilan). (Tafsir Ibnu Katsir 2/228) Kebodohan adalah sumber segala malapetaka, sehingga Allah sangat mencela orang-orang yang jahil dan orang-orang yang selesa dengan kejahilannya, Allah s.w.t. berfirman, artinya: Sesungguhnya sejahat-jahat makhluk yang melata, pada sisi (hukum dan ketetapan) Allah, ialah orang-orang yang pekak lagi bisu, yang tidak mahu memahami sesuatu pun (dengan akal fikirannya). ” (QS. Al-Anfal:22) Allah s.w.t menghina orang-orang yang tidak mahu menerima kebenaran dan tidak mahu mengatakan yang haq, sehingga orang tersebut tidak memahami ayat-ayat-Nya yang pada akhirnya menyebabkan dia menjadi seorang yang jahil dan tidak mengerti apa-apa; dan kejahilan itulah bentuk kehinaan bagi orang-orang yang sombong. Dan orang yang sombong di akhirat dihinakan oleh Allah s.w.t. dengan mengecilkan saiz tubuh mereka sekecil semut dan kehinaan datang kepada mereka dari segenap penjuru , hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah s.a.w. dalam hadis berikut: "Orang-orang yang sombong akan dihimpunkan pada hari kiamat seperti dalam bentuk semut-semut kecil dengan rupa manusia, dari segala tempat datang kehinaan kepada mereka, mereka digiring ke penjara neraka jahannam yang di sebut Bulas, di bahagian atasnya api yang menyala-nyala dan mereka diberi minuman dari kotoran penghuni neraka". (HR. Tirmizi & Ahmad, dihasankan oleh Syeikh Al-Albani dalam Al-Misykat) Semoga dengan merenungi nash-nash Ilahiyyah diatas, rahmat Allah akan sentiasa bersama kita dan menjauhkan kita dari sifat angkuh dan sombong.
Baca selengkapnya ..
Demikian juga Allah s.w.t telah menenggelamkan Qarun beserta seluruh hartanya ke dalam perut bumi disebabkan kesombongan dan keangkuhannya terhadap Allah s.w.t dan juga kepada kaumnya sendiri. Allah s.w.t juga telah menenggelamkan Fir'aun dan bala tenteranya ke dalam laut kerana kesombongan dan keangkuhannya terhadap Allah s.w.t. dan juga kepada kaumnya sendiri, dan kerana kesombongannya itulah dia lupa diri sehingga dengan keangkuhannya dia menyatakan dirinya adalah tuhan yang mesti disembah dan diagungkan. Kehancuran kaum Nabi Luth a.s juga karena kesombongan mereka dengan menolak kebenaran yang disampaikan Nabi Luth a.s. agar mereka meninggalkan kebiasaan buruk mereka iaitu melakukan penyimpangan seksual, yakni lebih suka memilih pasangan hidup sama jenis (homosek); sehingga tanpa disangka-sangka pada suatu pagi, Allah s.w.t membalikkan bumi tempat tinggal mereka dan tiada seorang pun dari mereka yang dapat menyelamatkan diri dari azab Allah yang datangnya secara tiba-tiba itu. Dan masih banyak kisah lain yang dapat menyedarkan manusia dari sifat sombong dan angkuh, sekiranya mereka menggunakan hati nurani dan akalnya yang sihat. Mengapa manusia dilarang bersikap sombong? Sebabnya ialah manusia adalah makhluk yang lemah. Layakkah makhluk yang lemah itu bermegah-megah dan sombong di hadapan penguasa langit dan bumi? Sayangnya, realiti masakini , kita dapati ramai manusia yang lupa hakikat dan jati dirinya, sehingga membuat dia sombong dan angkuh untuk menerima kebenaran, memandang rendah orang lain, serta memandang dirinya sempurna segala-galanya. Rasulullah s.a.w. , telah menjelaskan tentang bahayanya sifat sombong dan angkuh, sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah Bin Mas'ud r.a., dari Nabi s.a.w , beliau bersabda, "Tidak masuk syurga sesiapa yang ada di dalam hatinya sedikit sifat sombong”, kemudian seseorang berkata: "(Ya Rasulullah) sesungguhnya seseorang itu suka pakaiannya bagus dan kasutnya bagus", Beliau bersabda: "Sesunguhnya Allah itu indah dan Dia menyukai keindahan, (dan yang dimaksud dengan) kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendah-rendahkan orang lain" (HR. Muslim) Imam An-Nawawi rahimahullah memberi komentar tentang hadis ini, "Hadis ini berisi larangan dari sifat sombong iaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka dan menolak kebenaran". (Syarah Shahih Muslim 2/269). Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata, "Orang yang sombong adalah orang yang memandang dirinya sempurna segala-galanya, dia memandang orang lain rendah, meremehkannya dan menganggap orang lain itu tidak layak mengerjakan suatu urusan, dia juga sombong dari menerima kebenaran dari orang lain". (Jami'ul Ulum Wal Hikam 2/275) Raghib Al-Asfahani rahimahullah berkata, "Sombong adalah keadaan seseorang yang merasa bangga dengan dirinya sendiri, memandang dirinya lebih utama dari orang lain, kesombongan yang paling dahsyat adalah sombong kepada Rabbnya dengan cara menolak kebenaran (dari-Nya) dan angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatan maupun dalam mentauhidkan-Nya.” (Umdatul Qari` 22/140). Nash-nash Ilahiyyah banyak sekali mencela orang yang sombong dan angkuh, baik yang terdapat dalam Al-Qur`an maupun dalam As-Sunnah. 1. Orang Yang Sombong Telah Mengabaikan Perintah Allah s.w.t. Allah s.w.t berfirman, artinya: ”Dan janganlah engkau memalingkan mukamu (kerana memandang rendah) kepada manusia, dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan berlagak sombong; sesungguhnya Allah tidak suka kepada tiap-tiap orang yang sombong takbur, lagi membanggakan diri. " (QS. 31:18) Ibnu Abbas r.a , ketika menjelaskan makna firman Allah s.w.t: ”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia” berkata: "Janganlah kamu sombong dan merendahkan manusia, hingga kamu memalingkan mukamu ketika mereka berbicara kepadamu." (Tafsir At-Thabari 21/74) Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan Firman Allah s.w.t., ”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh”, maksudnya: ”Janganlah kamu menjadi orang yang sombong, keras kepala, berbuat sesuka hati, janganlah kamu lakukan semua itu yang menyebabkan Allah murka kepadamu". (Tafsir Ibnu Katsir 3/417). 2. Orang Yang Sombong Menjadi Penghuni Neraka. Allah s.w.t berfirman, mafhumnya: ”(Setelah itu) dikatakan kepada mereka: Masukilah pintu-pintu Neraka Jahannam itu dengan keadaan tinggal kekal kamu di dalamnya; maka seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong takbur ialah Neraka Jahannam” (QS. Az-Zumar: 72) Rasulullah s.a.w bersabda, "Tidak akan masuk syurga siapa yang ada di dalam hatinya sedikit kesombongan." (HR. Muslim) Dalam hadis lain Rasulullah s.a.w bersabda, "Mahukah Aku beritahu kepada kamu tentang penghuni syurga? Para sahabat menjawab: tentu (wahai Rasulullah), lalu beliau berkata: "(Penghuni syurga adalah) orang-orang yang lemah lagi direndahkan oleh orang lain, kalau dia bersumpah (berdo'a) kepada Allah nescaya Allah kabulkan do'anya, Mahukah Aku beritahu kepada kamu tentang penghuni neraka? Para sahabat menjawab: tentu (wahai Rasulullah), lalu beliau berkata: "(Penghuni neraka adalah) orang-orang yang keras kepala, berbuat sesuka hati (kasar), lagi sombong". (HR. Bukhari & Muslim) 3. Orang Yang Sombong Pintu Hatinya Terkunci Dan Tertutup. Sebagaimana Firman Allah s.w.t.,mafhumnya: "Demikianah Allah mengunci mati pintu hati orang yang sombong takbur , lagi bermaharajalela pencerobohannya " (QS. Ghafir 35) Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata, "Sebagaimana Allah mengunci mati hati orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah maka demikian juga halnya Allah juga mengunci mati hati orang yang sombong lagi berbuat sewenang-wenangnya , yang demikian itu karena hati merupakan sumber pangkal kesombongan, sedangkan anggota tubuh hanya tunduk dan patuh mengikuti hati". (Fathul Qodir 4/492). 4. Kesombongan Membawa Kepada Kehinaan Di Dunia Dan Di Akhirat Orang yang sombong akan mendapat kehinaan di dunia ini berupa kejahilan, sebagai balasan dari perbuatannya. Perhatikanlah firman Allah s.w.t. , artinya: Aku akan memalingkan (hati) orang-orang yang sombong takbur di muka bumi dengan tiada alasan yang benar dari (memahami) ayat-ayatKu (yang menunjukkan kekuasaanKu)” (QS. Al-'Araf: 146) Maksudnya, iaitu, Aku (Allah) halangi mereka dari memahami hujah-hujah dan dalil-dalil yang menunjukkan tentang keagungan-Ku, syari'at-Ku, hukum-hukum-Ku pada hati orang-orang yang sombong untuk ta'at kepada-Ku dan sombong kepada manusia tanpa alasan yang benar, sebagaimana mereka sombong tanpa alasan yang benar, maka Allah hinakan mereka dengan kebodohan (kejahilan). (Tafsir Ibnu Katsir 2/228) Kebodohan adalah sumber segala malapetaka, sehingga Allah sangat mencela orang-orang yang jahil dan orang-orang yang selesa dengan kejahilannya, Allah s.w.t. berfirman, artinya: Sesungguhnya sejahat-jahat makhluk yang melata, pada sisi (hukum dan ketetapan) Allah, ialah orang-orang yang pekak lagi bisu, yang tidak mahu memahami sesuatu pun (dengan akal fikirannya). ” (QS. Al-Anfal:22) Allah s.w.t menghina orang-orang yang tidak mahu menerima kebenaran dan tidak mahu mengatakan yang haq, sehingga orang tersebut tidak memahami ayat-ayat-Nya yang pada akhirnya menyebabkan dia menjadi seorang yang jahil dan tidak mengerti apa-apa; dan kejahilan itulah bentuk kehinaan bagi orang-orang yang sombong. Dan orang yang sombong di akhirat dihinakan oleh Allah s.w.t. dengan mengecilkan saiz tubuh mereka sekecil semut dan kehinaan datang kepada mereka dari segenap penjuru , hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah s.a.w. dalam hadis berikut: "Orang-orang yang sombong akan dihimpunkan pada hari kiamat seperti dalam bentuk semut-semut kecil dengan rupa manusia, dari segala tempat datang kehinaan kepada mereka, mereka digiring ke penjara neraka jahannam yang di sebut Bulas, di bahagian atasnya api yang menyala-nyala dan mereka diberi minuman dari kotoran penghuni neraka". (HR. Tirmizi & Ahmad, dihasankan oleh Syeikh Al-Albani dalam Al-Misykat) Semoga dengan merenungi nash-nash Ilahiyyah diatas, rahmat Allah akan sentiasa bersama kita dan menjauhkan kita dari sifat angkuh dan sombong.
Label:
Renungan
Jumat, 01 Januari 2010
Dariku buatmu
Teman-teman yang lagi tidur, yang lagi terbaring diatas kasur, sebenarnya kita sedang melakukan perjalanan menuju kubur. hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, begitulah kehidupan kita didunia ini menjelang sampai kepintu kubur, maka jangan sampai ditahun 2010 ini jalan untuk menuju syurga semakin kabur.MAka marilah kita awali tahun baru ini dengan Bertaubat, insya Allah akan selamat dunia dan akhirat.
Saya mengucapkan selamat tahun baru 2010, mari kita bangun negri dengan prestasi, CINTA bukan BENCI, UKHUWAH bukan BERPECAH, KERJA bukan CANDA, INSYAF bukan HURA_HURA. raih syurga dengan amalan mulia, jauhi neraka dengan meninggalkan perbuatan dosa.
saudaramu khairul syuhada'
Saya mengucapkan selamat tahun baru 2010, mari kita bangun negri dengan prestasi, CINTA bukan BENCI, UKHUWAH bukan BERPECAH, KERJA bukan CANDA, INSYAF bukan HURA_HURA. raih syurga dengan amalan mulia, jauhi neraka dengan meninggalkan perbuatan dosa.
saudaramu khairul syuhada'
Langganan:
Postingan (Atom)