
Selasa, 26 Januari 2010
Berjamaah Menuju Persatuan Ummat

penyakit yang lebih berbahaya dari kangker dan tumor ganas

Baca selengkapnya ..
Minggu, 10 Januari 2010
Dua sayap kesuksesan

Rasulullah Saw telah bersabda: “Jikalau kalian bertawakal kepada Allah dengan se-benarnya niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian seperti burung. Pagi-pagi ia pergi dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.'' (HR At-Tirmidzi) Tawakal dan ikhtiar adalah karakter burung. Satu sayap mengepakkan jiwa tawakal, satunya lagi mengepakkan jiwa ikhtiar. Keduanya digerakkan seirama dan seimbang, begitu indah dan harmonis. Dengannya, ia mampu menembus angkasa tinggi nan luas dengan wajah sangat gagah dan berwibawa. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari seekor burung yang tidak diberi akal oleh Allah Swt, tapi karena dua karakter yang ia miliki sehingga membuatnya bertahan hidup dan membawanya terbang tinggi ke angkasa sambil menikmati keindahan alam ini. Ikhtiar dan tawakallah yang bisa mem-bawa kita menjadi manusia sukses di permu-kaan bumi Allah ini, karena hasil yang kita da-patkan tentunya sesuai dengan kadar usaha yang telah kita lakukan. Tetapi kadang-kadang kita hanya disibukan menuntut hasil tanpa men-injau kembali usaha yang telah kita lakukan. Sebenarnya hasil yang akan kita dapatkan kebanya-kan jauh lebih baik dari usaha yang telah kita lakukan, sebagai pertanda kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya. Maka ahli hikmah pernah mengatakan “Jangan kamu sering bertanya tentang apa yang telah saya dapatkan, tetapi banyaklah bertanya tentang usaha apa yang telah saya lakukan”. Karena hasil itu tidak akan pernah berubah menjadi yang lebih baik, tanpa memperbaiki usaha kita terlebih dahulu. Kesungguhan ikhtiar dan tawakal merupakan tangga menuju kesuksesan. Ikhtiar merupakan satu-satunya penolong diri kita. Seperti yang diungkapkan oleh Yusuf bin Asbath, ''Berikhtiarlah kamu seperti ikhtiarnya seseorang yang tidak akan selamat tan-panya''. Tentunya kalau kita ingin sukses dalam menuntut ilmu, berdakwah, bisnis dan didalam segala hal, maka konsekwensi dari semua itu adalah kita harus memaksimalkan ikhtiar dan tawakal. Keduanya harus digerakkan seirama dan seimbang agar ia men-jadi dua sayap yang kokoh, dan akhirnya mampu membawa kita terbang tinggi menuju sebuah kesuk-sesan dunia dan akhirat. Nabi Musa berhasil membuktikan realitas ini. Ikhtiar Beliau yang maksimal akhirnya mendatangkan pintu kesuksesan dan pertolongan Allah. Hal ini ter-tera dalam firman Allah Swt: ''Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya, 'Aku tidak akan ber-henti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan, atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”. (QS : Al-Kahfi : 60). khair syuhada'
Label:
'Ibrah
Mutiara Dakwah

Baca selengkapnya ..
Label:
Dakwah
Rabu, 06 Januari 2010
Kunci kesuksesan dalam menuntut ilmu

By.. khairul syuhada’
Label:
Wawasan
Islam agama cinta damai bukan kekerasan.
Khair syuhada’
Label:
Islam
Senin, 04 Januari 2010
Futur sebab dan ilajnya

Israf, sebab dan ilajnya

Memperbaiki diri

Label:
Renungan
Minggu, 03 Januari 2010
Bagunlah dimalam hari walaupun hanya..

Label:
Wawasan
Bersyukur dan Bersabar

Label:
'Ibrah
Jauhilah Dia...

Demikian juga Allah s.w.t telah menenggelamkan Qarun beserta seluruh hartanya ke dalam perut bumi disebabkan kesombongan dan keangkuhannya terhadap Allah s.w.t dan juga kepada kaumnya sendiri. Allah s.w.t juga telah menenggelamkan Fir'aun dan bala tenteranya ke dalam laut kerana kesombongan dan keangkuhannya terhadap Allah s.w.t. dan juga kepada kaumnya sendiri, dan kerana kesombongannya itulah dia lupa diri sehingga dengan keangkuhannya dia menyatakan dirinya adalah tuhan yang mesti disembah dan diagungkan. Kehancuran kaum Nabi Luth a.s juga karena kesombongan mereka dengan menolak kebenaran yang disampaikan Nabi Luth a.s. agar mereka meninggalkan kebiasaan buruk mereka iaitu melakukan penyimpangan seksual, yakni lebih suka memilih pasangan hidup sama jenis (homosek); sehingga tanpa disangka-sangka pada suatu pagi, Allah s.w.t membalikkan bumi tempat tinggal mereka dan tiada seorang pun dari mereka yang dapat menyelamatkan diri dari azab Allah yang datangnya secara tiba-tiba itu. Dan masih banyak kisah lain yang dapat menyedarkan manusia dari sifat sombong dan angkuh, sekiranya mereka menggunakan hati nurani dan akalnya yang sihat. Mengapa manusia dilarang bersikap sombong? Sebabnya ialah manusia adalah makhluk yang lemah. Layakkah makhluk yang lemah itu bermegah-megah dan sombong di hadapan penguasa langit dan bumi? Sayangnya, realiti masakini , kita dapati ramai manusia yang lupa hakikat dan jati dirinya, sehingga membuat dia sombong dan angkuh untuk menerima kebenaran, memandang rendah orang lain, serta memandang dirinya sempurna segala-galanya. Rasulullah s.a.w. , telah menjelaskan tentang bahayanya sifat sombong dan angkuh, sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah Bin Mas'ud r.a., dari Nabi s.a.w , beliau bersabda, "Tidak masuk syurga sesiapa yang ada di dalam hatinya sedikit sifat sombong”, kemudian seseorang berkata: "(Ya Rasulullah) sesungguhnya seseorang itu suka pakaiannya bagus dan kasutnya bagus", Beliau bersabda: "Sesunguhnya Allah itu indah dan Dia menyukai keindahan, (dan yang dimaksud dengan) kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendah-rendahkan orang lain" (HR. Muslim) Imam An-Nawawi rahimahullah memberi komentar tentang hadis ini, "Hadis ini berisi larangan dari sifat sombong iaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka dan menolak kebenaran". (Syarah Shahih Muslim 2/269). Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata, "Orang yang sombong adalah orang yang memandang dirinya sempurna segala-galanya, dia memandang orang lain rendah, meremehkannya dan menganggap orang lain itu tidak layak mengerjakan suatu urusan, dia juga sombong dari menerima kebenaran dari orang lain". (Jami'ul Ulum Wal Hikam 2/275) Raghib Al-Asfahani rahimahullah berkata, "Sombong adalah keadaan seseorang yang merasa bangga dengan dirinya sendiri, memandang dirinya lebih utama dari orang lain, kesombongan yang paling dahsyat adalah sombong kepada Rabbnya dengan cara menolak kebenaran (dari-Nya) dan angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatan maupun dalam mentauhidkan-Nya.” (Umdatul Qari` 22/140). Nash-nash Ilahiyyah banyak sekali mencela orang yang sombong dan angkuh, baik yang terdapat dalam Al-Qur`an maupun dalam As-Sunnah. 1. Orang Yang Sombong Telah Mengabaikan Perintah Allah s.w.t. Allah s.w.t berfirman, artinya: ”Dan janganlah engkau memalingkan mukamu (kerana memandang rendah) kepada manusia, dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan berlagak sombong; sesungguhnya Allah tidak suka kepada tiap-tiap orang yang sombong takbur, lagi membanggakan diri. " (QS. 31:18) Ibnu Abbas r.a , ketika menjelaskan makna firman Allah s.w.t: ”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia” berkata: "Janganlah kamu sombong dan merendahkan manusia, hingga kamu memalingkan mukamu ketika mereka berbicara kepadamu." (Tafsir At-Thabari 21/74) Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan Firman Allah s.w.t., ”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh”, maksudnya: ”Janganlah kamu menjadi orang yang sombong, keras kepala, berbuat sesuka hati, janganlah kamu lakukan semua itu yang menyebabkan Allah murka kepadamu". (Tafsir Ibnu Katsir 3/417). 2. Orang Yang Sombong Menjadi Penghuni Neraka. Allah s.w.t berfirman, mafhumnya: ”(Setelah itu) dikatakan kepada mereka: Masukilah pintu-pintu Neraka Jahannam itu dengan keadaan tinggal kekal kamu di dalamnya; maka seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong takbur ialah Neraka Jahannam” (QS. Az-Zumar: 72) Rasulullah s.a.w bersabda, "Tidak akan masuk syurga siapa yang ada di dalam hatinya sedikit kesombongan." (HR. Muslim) Dalam hadis lain Rasulullah s.a.w bersabda, "Mahukah Aku beritahu kepada kamu tentang penghuni syurga? Para sahabat menjawab: tentu (wahai Rasulullah), lalu beliau berkata: "(Penghuni syurga adalah) orang-orang yang lemah lagi direndahkan oleh orang lain, kalau dia bersumpah (berdo'a) kepada Allah nescaya Allah kabulkan do'anya, Mahukah Aku beritahu kepada kamu tentang penghuni neraka? Para sahabat menjawab: tentu (wahai Rasulullah), lalu beliau berkata: "(Penghuni neraka adalah) orang-orang yang keras kepala, berbuat sesuka hati (kasar), lagi sombong". (HR. Bukhari & Muslim) 3. Orang Yang Sombong Pintu Hatinya Terkunci Dan Tertutup. Sebagaimana Firman Allah s.w.t.,mafhumnya: "Demikianah Allah mengunci mati pintu hati orang yang sombong takbur , lagi bermaharajalela pencerobohannya " (QS. Ghafir 35) Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata, "Sebagaimana Allah mengunci mati hati orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah maka demikian juga halnya Allah juga mengunci mati hati orang yang sombong lagi berbuat sewenang-wenangnya , yang demikian itu karena hati merupakan sumber pangkal kesombongan, sedangkan anggota tubuh hanya tunduk dan patuh mengikuti hati". (Fathul Qodir 4/492). 4. Kesombongan Membawa Kepada Kehinaan Di Dunia Dan Di Akhirat Orang yang sombong akan mendapat kehinaan di dunia ini berupa kejahilan, sebagai balasan dari perbuatannya. Perhatikanlah firman Allah s.w.t. , artinya: Aku akan memalingkan (hati) orang-orang yang sombong takbur di muka bumi dengan tiada alasan yang benar dari (memahami) ayat-ayatKu (yang menunjukkan kekuasaanKu)” (QS. Al-'Araf: 146) Maksudnya, iaitu, Aku (Allah) halangi mereka dari memahami hujah-hujah dan dalil-dalil yang menunjukkan tentang keagungan-Ku, syari'at-Ku, hukum-hukum-Ku pada hati orang-orang yang sombong untuk ta'at kepada-Ku dan sombong kepada manusia tanpa alasan yang benar, sebagaimana mereka sombong tanpa alasan yang benar, maka Allah hinakan mereka dengan kebodohan (kejahilan). (Tafsir Ibnu Katsir 2/228) Kebodohan adalah sumber segala malapetaka, sehingga Allah sangat mencela orang-orang yang jahil dan orang-orang yang selesa dengan kejahilannya, Allah s.w.t. berfirman, artinya: Sesungguhnya sejahat-jahat makhluk yang melata, pada sisi (hukum dan ketetapan) Allah, ialah orang-orang yang pekak lagi bisu, yang tidak mahu memahami sesuatu pun (dengan akal fikirannya). ” (QS. Al-Anfal:22) Allah s.w.t menghina orang-orang yang tidak mahu menerima kebenaran dan tidak mahu mengatakan yang haq, sehingga orang tersebut tidak memahami ayat-ayat-Nya yang pada akhirnya menyebabkan dia menjadi seorang yang jahil dan tidak mengerti apa-apa; dan kejahilan itulah bentuk kehinaan bagi orang-orang yang sombong. Dan orang yang sombong di akhirat dihinakan oleh Allah s.w.t. dengan mengecilkan saiz tubuh mereka sekecil semut dan kehinaan datang kepada mereka dari segenap penjuru , hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah s.a.w. dalam hadis berikut: "Orang-orang yang sombong akan dihimpunkan pada hari kiamat seperti dalam bentuk semut-semut kecil dengan rupa manusia, dari segala tempat datang kehinaan kepada mereka, mereka digiring ke penjara neraka jahannam yang di sebut Bulas, di bahagian atasnya api yang menyala-nyala dan mereka diberi minuman dari kotoran penghuni neraka". (HR. Tirmizi & Ahmad, dihasankan oleh Syeikh Al-Albani dalam Al-Misykat) Semoga dengan merenungi nash-nash Ilahiyyah diatas, rahmat Allah akan sentiasa bersama kita dan menjauhkan kita dari sifat angkuh dan sombong.
Label:
Renungan
Jumat, 01 Januari 2010
Dariku buatmu

Saya mengucapkan selamat tahun baru 2010, mari kita bangun negri dengan prestasi, CINTA bukan BENCI, UKHUWAH bukan BERPECAH, KERJA bukan CANDA, INSYAF bukan HURA_HURA. raih syurga dengan amalan mulia, jauhi neraka dengan meninggalkan perbuatan dosa.
saudaramu khairul syuhada'
Langganan:
Postingan (Atom)